This awesome blogger theme comes under a Creative Commons license. They are free of charge to use as a theme for your blog and you can make changes to the templates to suit your needs.
RSS

Kegagalan Awal dari Keberhasilan...InsyaAllah

Aku ga ngerti mo kasi judul postingan ini apa. Semoga judul itu benar adanya, kelak saat Allah sudah mengatakan 'Kun Fayakun' .

Yups kemarin aku sudah TP n test bHCG dan hasilnya tidak sesuai harapan. bHCG# hanya 2,73 dan TP juga negatif. Gaya2an pengennya ga sedih n ga nangis, apalah daya air mata ini mengalir terus tanpa diminta.  Sedih, kecewa, bingung semuanya campur jadi satu. Kalo hasilnya seperti ini usaha apalagi yg bisa aku dan Satria lakukan...Ya Allah jauhkan kami dari kesedihan berlebih dan keputusasaan, tuntunlah kami, bimbinglah kami pada usaha yg Engkau ridhoi utk kami berdua jalani demi memperoleh keturunan.

*****

Masa 2WW kali ini masih kujalani dengan beberapa aktivitas ringan seperti memasak, mencuci n menyapu. Apalagi sekarang aku sudah tidak kerja jadi harus tetap beraktivitas. Makanan yg rutin kukonsumsi pada masa ini adalah alpukat, putih telur ayam kampung, segala macam buah n sayur plus kacang2an. 

Pada minggu pertama aku merasakan gejala2 seperti perut sedikit kram, badan pegal2, sakit pd punggung, kepala terkadang pusing dan cepat lapar. Memang siy awalnya maag aku kambuh jadi harus sering diisi, tapi setelah beberapa hari kenapa nasfu makanku tetap besar, bawaannya ngemil mulu. 

Memasuki minggu kedua nafsu makanku masi besar. Gejala lain yg kurasakan hanya eneg, perut yg semakin buncit dan perut yg masih suka kram. Tapi aku tidak merasakan sakit pada PD saat disentuh, aku juga tidak merasa sering cape atau nafas tersengal2. Hal ini membuat aku bertanya2 n menjadi takut kalo aku tidak hamil, klo semua yang kurasakan ini hanyalah efek dari obat2an.

 
 
6 komentar

frozen embryo transfer

Akhirnya setelah penantian yg cukup panjang, tiba juga waktuku untuk melakukan frozen embryo transfer (FET). Yups hormon dan haid yg kemarin sempat berantakan, alhamdulillah sudah normal kembali.

HPHT kali ini bertepatan dengan tahun baru. Untung tanggal 31 Desember kemarin aku sudah bikin appointment di BIC untuk tanggal 2 karena sudah mulai flek. Dan aku juga sempat WA dokter menanyakan apakah aku sudah bisa memulai program lagi, mengingat haid yg sudah teratur. Dokter menjawab bisa.

Begitu masuk ke ruangan dokter, beliau ingat dengan WA-ku dan menanyakan apakah haid-ku sudah lancar. Kemudian dilakukan USG transV untuk melihat folikel. Beliau meminta aku melakukan test hematologi rutin, D-dimer, aptt dan Hba1c setelah aku bersih dari haid. Test ini untuk mencari tahu kemungkinan penyebab keguguranku yg sebelumnya. Jadwal kontrol berikutnya seminggu lagi untuk USG. Aku diberi resep ascardia n asam folat yg mulai rutin dikonsumsi terhitung sejak hari ini.

Dokter sempat menjelaskan tentang prosedur FET, dimana kali ini semuanya alami alias tidak perlu disuntik hormon, hanya akan dipantau telur n hormon LH untuk mengetahui kapan ovulasi terjadi. Setelah ovulasi barulah FET akan dilakukan. Nah dokter pun menghitung di kalender kemungkinan dilakukannya FET dan ternyata saat itu beliau akan cuti selama seminggu dan menawarkan tindakan dgn dokter pengganti atau ditunda dulu. Krn qta berdua mikirnya lama dokter menyuruh kami kasi jawabannya minggu depan saat kontrol lagi.

Jumat, 8 Januari aku baru melakukan tes2 yg kemarin diminta sama dokter Irham. Ga tanggung2 darah yang diambil 4 ampul, mana mbaknya kurang mahir dalam mengambil darah, alhasil bekas tusukan jarumnya jadi biru. Biaya untuk keempat tes tersebut di lab Pro**a kurang lebih 1,3jt.
Malamnya hasil tes tersebut diemail ke emailku. Alhamdulillah hasilnya semua bagus, sesuai dengan nilai rujukan.

Kontrol hari ke 9, dari awal masuk ruangan Satria bilang ke dokter klo kita memutuskan utk menunda FET ini dgn alasan aku tdk nyaman jika hrs digantikan oleh dokter lain. Dari USG terlihat ada dua telur di kanan dan di kiri. Untuk telur yg disebelah kiri ukurannya sudah 17x18 mm, ketebalan rahim 6,7 mm. Dokterpun menyuruh aku test hormon hari ini dan besok kontrol lagi.
"Besok USG lagi dok?Tapi kita kan maunya ditunda aja biar pas jadwalnya sama dokter", kataku
"Telur kamu ada yg sudah matang satu, kita lihat lagi besok, okey!", jawab dokter Irham santai

Kontrol hari ke 10, ukuran telur kiri bertambah menjadi 17x19 mm dan ketebalan rahim 8,1mm. Untuk hasil tes hormon kmrn yaitu LH, progesteron dan estradiol kata dokter nilainya bagus. Yg aku tahu cuma hasil tes LH (karena hormon ini yg akan dipantau smp dengan ovulasi) yaitu 6,43. Selanjutnya dokter Irham menyuruh aku utk test LH setiap hari termasuk hari ini dan kirim reportnya ke dia, sampai nanti dia suruh aku stop. Jadi, InsyaAllah FET tdk perlu ditunda, mengingat telur aku sdh sangat matang...saatnya banyak2 berdoa agar semuanya dimudahkan dan dilancarkan sehingga ovulasi bisa segera terjadi n FET tetap dilakukan oleh dokter Irham...Bismillah.

D 10 : LH#   7,99
D 11 : LH# 29,35
D 12 : LH# 25,08

Di hari ke 12 ini nilai LH sudah turun, jadi dokter menyuruh aku berhenti test dan menunggu kabar dr pihak BIC kapan FET dilakukan. Alhamdulillah sampai sejauh ini seluruh persiapan FET berjalan dgn baik, karena ternyata ovulasi sudah terjadi di hari ke 11. Kalo menurut perkiraanku siy FET-nya Jumat or Sabtu, jadi masih bisa dilakukan sm dokter Irham. Bismillah.

Hari ke 13 suster Diana menelpon, kupikir ingin menyampaikan jadwal FET ternyata dia mo konfirmasi beberapa hal dulu (maklum aku kan bypass ke dokter Irham reportnya, tdk melalui dia). Jadi suster Diana menanyakan hasil test LH# 3 hari terakhir dan apa instruksi dokter hari ini. Suster Diana berjanji akan memberi kabar jadwal FET besok krn dia perlu koordinasi dg embriologist terlebih dahulu.

Keesokannya suster Diana sms, FET akan dilakukan hari Sabtu, 16 Januari pkl 10.00, seperti biasa datang 1 jam sebelum utk konsul dgn embriologist tanpa parfum, tidak puasa dan membawa aqua. Alhamdulillah...terima kasih ya Allah semuanya berjalan lancar semoga terus seperti ini sampai dengan test kehamilan. Aamiin.

*****

Hari Sabtu aku berangkat sendiri ke BIC karena Satria harus lembur di kantor, tapi kami sudah janjian klo memang dia tdk bisa menemani saat ET, dia akan menjemput setelah kerjaannya selesai agar aku tdk perlu menyetir mobil lagi. Yg lebih ekstrim kami sempat berpikir klo sampai dengan ET selesai tapi Satria belum menjemput, ya udah aku akan menyetir mobil setidaknya sampai kantor dia aja.

Aku berangkat jam 8 teng, berharap sebelum jam 9 sdh tiba di sana. Eh ternyata jalan tol yg biasanya Sabtu pagi kosong kini macet...usut punya usut ada kecelakaan tunggal. Sumpah ini bikin resah n ga tenang banget. Ah seandainya tadi aku tidak mengaji dulu dan mengantar Satria ke kantor, pasti sekarang aku sudah anteng di ruang tunggu BIC.

Alhamdulillah sampai di BIC jam 9 tepat dg gaya menyetir ala2 supir angkot. Itu aja pihak BIC menelpon berkali2 menanyakan keberadaanku dimana. Setelah sampai di lt 2 dan menyerahkan buku periksa aku ijin ke adminnya utk ke toillet krn udh kebelet pipis banget, tapi sama dia dilarang, dia mau konfirmasi dulu ke suster apakah aku boleh pipis karena ternyata dr. Irham sudah di dalam dan sedang ada tindakan. Alamak...apa iya aku bakal langsung ditangani wong ya belum ketemu embriologist, paling juga kalo masuk masih nunggu di rg tunggunya bukan langsung ke rg tindakan. Dan benar saja, aku dibolehin pipis dulu dan disuruh menunggu di lt 1,5 dulu.

Pukul 09.45 Satria muncul, dia ijin sama bosnya dg alasan istri sedang di RS. Syukurlah. Kemudian kami dipanggil untuk konsul dg embriologist. Kali ini embriologistnya cewe bukan cowo yg rese itu. Alhamdulillah kondisi embrio setelah di-thaw masih 100% alias tdk mengalami penurunan kualitas. Sejauh ini aku bersyukur sekali karena segala kemudahan dan kelancaran yg diberikan Allah, semoga hasilnya pun baik. Aamiin.

Kelar konsul dg embriologist, kami masih menunggu giliran. Aku sudah kebelet pipis lagi n sempat ragu apa ke toilet atau ditahan saja. Akhirnya aku pipis juga setelah dipaksa oleh Satria. Keluar dari toilet aku berpapasan dg dr. Irham di tangga, "Dok...", sapaku
"Saya kerja dulu ya," katanya dg tersenyum
"Oh oke...klo gitu sy dhuha dulu deh, " jawabku santai. Well its means aku harus menunggu sampai siang dong, sampai beliau selesai praktek di RSIA...nasib

Jam 12.30 aku sudah disuruh masuk ke ruang tindakan. Suster melakukan USG abdominal dan cuma berpesan agar minumnya ditambah sedikit lagi, tapi dia tidak mengatakan berapa lama lagi aku hrs menunggu dr. Irham. Ruangan yg dingin membuat aku kebelet pipis, tapi aku ga berani minta ke toilet, cuma berharap dokternya segera datang. Satria sampai ngomel2 mendengar keluhanku plus ngeliat tingkahku yg ga bisa diam krn nahan pipis.

Satu jam berlalu akhirnya dr. Irham datang juga. Kata pertama yg dilontarkan olehnya ketika masuk adalah, "Gimana, udah kebelet pipis?"
"Udah," jawabku melas.

Sebelum dokter melakukan tindakan, embriologist meng-konfirmasi data pasien...sumpah aku jawabnya ga bisa fokus. Gimana tidak, aku kan sedang menahan pipis tingkat dewa tapi perut bagian bawah ditekan dg alat USG, belum lagi kedua kaki hrs diangkat (mengangkang) dan kita harus menahan agar si pipis ga keluar...hufft. Alhasil aku merasakan tegang di area miss V, ketika dibersihkan maupun saat dimasukan cocor bebek n kateter. Yah semoga saja tidak berpengaruh pd jalannya si embrio nanti.

Saat embrio sudah masuk, aku dapat melihat pergerakan 2 embrio kecil tersebut di layar. MasyaAllah. Kubaca berbagai macam doa n zikir, semoga kalian akan menempel baik di rahim dan tumbuh dan berkembang dengan baik pula menjadi janin dan bayi yang sehat kelak. Aamiin.

"Banyak berdoa ya, semoga hasilnya baik", pesan dr. Irham sambil menyalamiku dan keluar ruangan

Aku tidak dipindahkan ke ruang recovery krn aku adalah pasien terakhir hari ini. Ajaibnya adalah setelah kakiku turun dari penyangga dan diluruskan, aku tidak merasakan kebelet pipis yg sangat. Bahkan aku menolak utk diambilkan pispot.

Suster memberikan obat2an yg sama seperti dulu, crynone, utrogeston n ascardia. Aku dijadwalkan suntik pregnyl 2x pada tanggal 17 dan 20. Jadwal TP n tes bHCG tanggal 29 Januari. Bismillah...Ya Allah semoga kali ini kami hamil dan Engkau memberi kami janin yg lebih sehat dari sebelumnya. Aamiin.
4 komentar

Pasca misscariage

Haidku pasca keguguran berantakan bgt. Seminggu setelah bersih dari nifas aku mengalami kram perut hebat diikuti dg flek. Flek ini hanya keluar pagi saja jdi bikin rancu apa aku boleh solat or tidak. Jadinya aku keramas setiap hari agar tetap bisa menjalankan solat. Hal ini berlangsung selama 5 hari.
2 minggu kemudian aku mengalami hal serupa. Hanya kali ini tidak diawali dg kram perut dan hanya terjadi 3 hari saja.
Karena haid yg sesungguhnya tdk kunjung datang, aku mulai cari2 info di google. Hasilnya utk kasus spt yg kualami rata2 justru terjadi kehamilan yg tak terduga. Sempat terbersit harapan bahwa aku juga hamil, apalagi belakangan nafsu makanku menggila n perut jg terasa buncit...tapi mungkinkah. Iseng aku pun melakukan TP dan hasilnya negatif hehe...
Tepat 2 bln setelah keguguran, aku n Satria konsul ke dokter utk memastikan apakah aku hamil (masi ngarep) atau memang hormonnya berantakan. Setelah di USG transv terlihat klo kantong rahim aku masi tebal tpi tdk ada kehamilan, jdi tubuhku yg error krn masi menganggap aku hamil pdhal sdh tidak. Saran dokter menunggu sebulan lagi, klo blm haid jg bru dikasi obat.
Finally...seminggu berselang Alhamdulillah tamu yg ditunggu2 datang juga. Ga tanggung2 haidnya dirapel bo...selama 17 hari. Dan selama 10 hari pertama darah yg keluar warnanya hitam bukan merah kecoklatan.
                                *****
Selanjutnya aku kembali flek dan merasakan gejala haid hari pertama bahkan sampai meriang. Tapi itu alarm palsu, krn stlh ditunggu2 haidnya tdk kunjung datang.
Kejadian serupa terulang lgi 2 minggu kemudian. Dengan kondisi yg sama bahkan badan lebih nge-drop. Dalam seminggu flek datang 2x tapi tetap tdk ada darah haid.
Satria pun mengajak aku konsul ke obgyn. Dia khawatir dg kondisiku sekaligus tdk sabar ingin segera bs program lgi. Awalnya aku tidak mau krn aku ingin menunggu dulu, jika kejadian ini terjadi utk yg ketiga kalinya baru aku akan konsul. Tapi akhirnya aku menurut padanya.
Dokter Irham memberi obat primolut utk membantu haid keluar sekaligus menstabilkan hormon. Keputusan ini diambil setlh beliau melihat kantong rahim aku yg masi tebal dan krn aq sdh tdk haid selama 2 bln (lagi). Intinya hormon aku masi berantakan. Dokter jg menyarankan aku utk rajin berolahraga sekaligus diet karbo. (Padahal sejak resign aku selalu berolahraga 2 hari sekali sedang utk karbo, porsi nasiku tdk lebih dr 5 sdm. Jdi aku bener2 hopeless dgn 'hormon' dan cm bisa melanjutkan apa yg selama ini sdh kulakukan.)
Browsing2 tentang primolut, biasanya obat ini diberikan kepada wanita yg ingin menunda haid (buat yg mau umrah/haji dan yg mau malam pertamanya tdk terganggu dg tamu bulanan). Jika obat ini sudah habis maka dlm waktu seminggu haid pasti datang. Alhamdulillah 2 hari setelah obat habis aku haid. Dan 2 hari pertama keluarnya banyaaak sekali melebihi perdarahan akibat keguguran.
Saat haid memasuki hari kelima aku kembali konsul ke dokter utk dicek bagaimana kondisi rahim aku. Dan hari ke 12 kembali lgi utk cek masa subur, apakah ada sel telur yg matang. Alhamdulillah semua sdh sesuai harapan.
Step berikutnya...menunggu haid bulan depan, apakah ia datang tepat waktu ataukah kembali berantakan. Yg penting olahraga jalan terus dan pola makan dijaga. Fighting...!!!
2 komentar

10 minggu bersamamu...

Sehari setelah mendapat kabar kehamilan, aku kontrol dg dr. Irham. Ternyata oh ternyata...setelah menunggu cukup lama dan akhirnya tiba giliranku utk masuk, dokter hanya memberi ucapan selamat dan meresepkan obat2an utk 2 minggu ke depan karena tdk mungkin utk melakukan USG di usia kehamilan yg masi muda ini. Aigoo...Dokter menasehati utk makan makanan matang alias tdk boleh mentah, pantangan kopi n teh dan tetap mengkonsumsi putih telur. Selain itu dokter juga menyuruh aku utk banyak2 berdoa (agak gak ngerti siy sm pesan yg satu ini? ).

Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya usia kehamilan, aku mulai sering merasakan perut kram yang terkadang sangat sakit. Hasil baca2 di internet perut kram itu wajar karena terjadi peregangan otot rahim tapi kalo intensitasnya sering dan sakit sekali bisa jadi terjadi kehamilan ektopik (pertumbuhan janin di tuba falopi). Sekarang aku mengerti maksud dari dr. Irham yg menyuruh banyak berdoa, karena meskipun aku dipastikan hamil tapi ini adalah masa-masa rawan pertumbuhan si embrio. Jadi aku disuruh banyak berdoa agar perkembangan embrionya inshaAllah sempurna.

Selain kram perut, Alhamdulillah aku tidak merasakan gejala hamil muda yang lain seperti mual muntah dan ngidam. Sempet kawatir juga siy tidak merasakan mual tiap hari karena katanya klo kita mual2 berarti hormon kehamilan (bHCG) kita semakin tinggi dan itu berarti kandungan kita semakin kuat.

*****

Memasuki minggu keenam barulah gejala2  itu datang. Aku merasa mual all day, tidak hanya pada saat sikat gigi bahkan aku hanya bisa minum satu dua teguk air putih padahal biasanya aku bisa meminum satu gelas tupperware dalam sekali minum. Aku pun mencoba membeli kangen water yg katanya bisa menghilangkan mual ibu hamil dan ternyata itu bukan cuma promosi boong, aku benar2 merasakan khasiat air ini. Alhamdulillah. Selain mual, saat sore hari kadang aku merasa menggigil. Badan tidak panas tapi aku merasa kedinginan, udh pake kaos kaki, pake jaket 2 rangkap tetep aja menggigil.

Akhir minggu keenam ini sangat kutunggu2 krn jadwal kontrol kembali ke dokter dan kali ini dokter akan melakukan USG. Yeay...saatnya kami bertemu dgn 'Soli' (sejak dinyatakan hamil, aku tidak lagi memanggil embrioku dengan 'embie', aku memanggilnya 'soli' singkatan dari solih/ solihah). Alhamdulillah...ada 1 kantung yg terlihat jelas. Hanya 1 kantung bukan 2...tapi semua itu sungguh berkah yang tak terkira dari Allah SWT. Saat melihat kantung janin itu, aku, Satria bahkan dr. Irham sama2 melafazkan tahmid "Alhamdulillah" berulang2. Dokter menunjukkan aku saluran makan janin dan mengecek kedua tubaku memastikannya bersih tidak ada embrio yg tumbuh disitu. 

"Kita USG lagi ya 2 minggu lagi, ini bayinya masi belum terlihat jelas. Semoga 2 minggu lagi dia sudah terlihat jelas", kata dr. Irham.
"Baik, Dok", jawabku. "Oya dok, minggu ini kan masuk bulan puasa, saya boleh puasa ga?"
"Tidak masalah, selama kamu ngrasa kuat. Tapi klo ga kuat jangan dipaksa ya...kasian bayinya nanti"
"Jadi selama sy merasa kuat boleh ya Dok?", tanyaku memastikan kembali
Dokter hanya mengangguk, "Sebenarnya puasa itu kan hanya memindahkan waktu makan saja, jadi ya diliat alarm tubuhnya aja."

Dokter kembali meresepkan obat2an yg sama kecuali crinone yg udah bisa dihentikan pemakaiannya. Sayangnya aku ga nanya alasan obat ini diberhentikan, tapi syukurlah crinone kan harganya ciamik juga hehehe...

*****

Memasuki minggu ketujuh dan kedelapan, aq tidak pernah lagi merasa menggigil di sore hari. Kalo kram perut dan mual masih meski intensitasnya jarang. Oya aku tidak lagi meneruskan minum kangen water karena aku ingin merasakan kehamilan normal dg segala gejala2nya. Alhamdulillah-nya aku tidak mual all day lagi, biasanya mual datang menjelang sore hari.

Kontrol di minggu kedelapan kulakukan hari Jumat setelah pulang kerja, karena kebetulan hari Sabtu ada buka puasa bersama teman kampus di rumahku. Ternyata kontrol di hari kerja itu menyenangkan, karena antriannya tidaklah panjang. Setelah timbang badan dan ukur tensi, aku hanya menunggu 1 orang saja.

Saat USG transV dan dokter mengarahkan pada kantong janin, jantungku serasa berhenti...kantong janin itu kosong, ukurannya masih sama dengan 2 minggu lalu. Astagfirullah...
"Seharusnya ini minggu kedelapan kan?", tanya dr. Irham
"Iya dok"
Dokter menanyakan pertanyaan lain lagi tapi aku kurang menyimak karena tiba2 aku merasa shock. Tapi aku mencoba utk tetap tenang dan memikirkan pertanyaan apa yg  baru saja dilontarkan oleh si dokter, ternyata pertanyaan dokter adalah, "Diatas kita masih punya berapa embrio?"
"Masih ada dua embrio, Dok", jawabku
"Ini diluar harapan. Apa mau tunggu 2 minggu lagi?", tanya dr. Irham seraya menyudahi sesi USG ini
Aku masih tidak bisa berpikir jernih dan tidak menjawab pertanyaannya.
Tapi aku malah mengajukan pertanyaan lain, " Klo usia 8w seharusnya bagaimana dok?"
"Klo 8w biasanya si janin udh terlihat, sdh ada kepala, ada denyut jantung. Malah yg bahaya klo denyut jantungnya berhenti."

Dokterpun kembali ke mejanya dan mulai ngobrol dgn Satria.
"Ini perkembangannya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Tapi setidaknya kita tahu klo Kiara itu bisa hamil. Jadi terserah apa mau ditunggu 2 minggu lagi?
"Klo kayak gini penyebabnya apa ya Dok?"
"Embrio-nya kurang bagus", jawab dr. Irham singkat

Saat aku sudah kembali ke meja lagi, dokterpun memutuskan utk menunggu 2 minggu lagi dan meresepkan obat2an. Kali ini utrogeston dosisnya dikurangi menjadi 1x sehari dan dokter juga tidak meresepkan progynova lagi, hanya ascardia, utrogeston dan asam folat.

"Terus dok, klo 2 minggu lagi masih seperti ini bagaimana?", tanyaku
"Saya kasih obat atau kuret."
Aku menoleh ke Satria yang sedang bengong dan mengelus pipinya, "Sabar ya, Ay"
"Klo setelah dikuret berapa lama qta harus menunggu sebelum tindakan lagi", tanya Satria
"Secepatnya. Bulan berikutnya juga bisa langsung tindakan koq."

Kamipun keluar ruangan dokter dengan lemas. Aku berusaha sekuat tenaga utk tdk menangis, aku juga tidak tahu harus berkata atau berpikir apa. Setelah mengambil obat dan menyelesaikan administrasi, aku mengajak Satria menunggu waktu berbuka di musolla karena aku sudah tidak sanggup lagi menahan air mataku.

Dan benar saja, sesampainya di musolla air mataku sudah tak dapat kubendung lagi. Satria mencoba menguatkan aku, "Jangan nangis Bun...Allah tahu apa yang terbaik buat kita"
"Aku tahu...tapi aku harus mengucapkan apa?Alhamdulillah...istigfar...?", kataku sambil mencoba menghapus air mataku.   
"Alhamdulillah dong...", jawab Satria
"Iya...Alhamdulillah atas 8 minggu yang indah ketika merasakan bagaimana hamil itu...saat merasa mual, meriang dan merasakan perut yg semakin membesar", kataku masih dengan air mata yg mengalir.

Disaat seperti ini, baik aku dan Satria tidak ada yang mengajukan pertanyaan "Kenapa ya Allah...". Kami berdua tidak ada yang marah kepada Allah dan merasa klo Dia tidak adil, kami mencoba utk berpikir positif bahwa ini yang terbaik dariNya dan Allah pasti akan menggantinya dengan yg lebih baik. Aamiin.

Setelah berbuka puasa dan solat magrib, aku sudah bisa mengendalikan perasaanku, bahkan aku merasa sudah ikhlas dengan semua ini. Aku sempat mengajak Satria utk konsul kembali ke dokter dan minta obat peluruh saja, tapi niat itu kami urungkan.

Di dalam mobil, kami tidak banyak bicara. Kami sibuk mengatasi kesedihan masing2, meski kadang Satria menyemangati aku ketika tiba2 aku menangis lagi. Sepanjang perjalanan pulang ini kami mendengarkan 2 buah lagu yg sangat cocok dengan suasana hati kami dan menguatkan hati kami.

https://www.youtube.com/watch?v=tSTHveNp7fE

https://www.youtube.com/watch?v=FSah_ztRFMM

Sampai di rumah, kami segera menunaikan solat Isya dan taraweh, kami pun memutuskan utk tidur cepat malam ini. Ternyata tidak semudah itu melakukannya, terlebih aku masih saja bersedih dan tiba2 suka menangis sendiri. Lalu aku ingat sesuatu, tadi siang saat mengaji dan membaca surat Ar Ra'd ayat 8, arti dari ayat tersebut adalah apa yg terjadi padaku sekarang, Allah berfirman bahwa "Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan, apa yang kurang sempurna dan apa yang bertambah dalam rahim. Dan segala sesuatu ada ukuran di sisi-Nya". Ternyata Allah telah memberi petunjukNya kepadaku...MasyaAllah

Akhirnya setelah menimbang...menimbang...dan menimbang, aku memberanikan diri mengirim WA ke dr. Irham. Aku bilang padanya klo aku dan Satria memutuskan utk tdk meminum obat2an yg tadi diresepkan karena rasanya percuma menunggu hingga 2 minggu lagi dan aku minta pertimbangan beliau apa yg harus kulakukan sekarang?

Saat menunggu jawaban dari dr. Irham, tiba2 kakakku Kiki yang sedang dinas di UAE mengirim WA dan menanyakan kabar kehamilanku. Kuceritakan semua padanya, dia adalah orang pertama yg kami beritahu. Banyak pertanyaan yg ia lontarkan sampai kemudian dia bercerita klo dulu anak keduanya juga seperti ini. Saat di Jakarta dinyatakan klo istrinya BO di usia 8w dan disuruh kuret, namun ia tidak mau. Dan ternyata 2 minggu kemudian saat ia kontrol di Jogja di kota tempat tinggalnya, janin itu terlihat dan Alhamdulillah lancar semua hingga lahiran. Mas Kiki pun menyemangati aku utk tdk menyerah dan menunggu hingga 10w dulu, berharap ada mukjizat dari-Nya, terlebih ini adalah bulan suci Ramadhan.

Disela-sela chatting dengan mas Kiki, dokter Irham menjawab WA-ku, "Oke...dihentikan saja obatnya. Kalo mau nanti ambill obat utk meluruhkannya ke BIC ya."
Aku pun bertanya lagi, "Nama obatnya apa dok?Klo sy ambil di bunda margonda bisa kan?"

Tidak ada lagi chat baik dari mas Kiki maupun dr. Irham, tapi aku masi tidak bisa tidur. Aku pun coba googling tentang BO dan juga janin tidak terlihat pada usia 8W, ternyata ada beberapa cerita yg sama dengan yg dialami mas Kiki. Aku makin bingung....tidak tahu harus memilih yg mana. Aku justru menangis...mengadu kepadaNya...memohon yg terbaik dariNya. Dan aku pun tertidur.

Keesokannya dr. Irham membalas WAku pada saat sahur, beliau hanya menyebutkan nama sebuah obat yg diresepkan utk 3 hari diminum 3 kali sehari. Tapi aku sendiri masih belum bisa memutuskan apakah akan langsung meluruhkannya ataukah menunggu 2 minggu lagi...Wallahu A'lam.

*****

Akhirnya...aku n Satria memutuskan utk menunggu 2 minggu lagi, berharap adanya keajaiban dari Allah SWT. Namun entah kenapa kini semuanya terasa beda...kehampaan dan keputusasaan menemani hari2ku. Meski hati kecil ini berharap bahwa Soli masih sehat dan akan terus tumbuh di rahim ini hingga 9 bulan ke depan, tapi entah kenapa aku mulai merasa ada sesuatu yang hilang. Aku tidak lagi merasa mual saat sikat gigi, payudara aku sudah tdk sensitif lagi (biasanya sakit jika tersentuh sedikit) dan saat menjalankan puasa, tidak ada lagi rasa lapar yang amat sangat di pagi & siang hari, aku merasa klo puasaku sama seperti puasa2ku saat aku belum hamil. Bahkan ketika aku harus pulang berjalan kaki sedikit menuju halte dimana Satria menjemput, perutku yg biasanya langsung kram kini tidak lagi kurasakan. Innalillahi...

Memasuki minggu ke 10, aku merasakan tidak nyaman di area punggung sebelah kiri. Punggung ini terasa pegal bahkan kadang terasa nyeri, baik pada posisi duduk maupun berdiri. Awalnya aku ingin menempelkan koyo tapi aku takut itu akan berpengaruh pada janin aku (masih berharap), jadi setiap malam sebelum tidur Satria mendapat tugas tambahan utk memijat punggung aku.
4 hari kemudian, sebelum pulang kantor aku melihat noda flek di celana aku. Kepalaku juga sedikit berat dan perut agak kram. Cukup lama aku menunggu Satria di halte krn ia terjebak macet. Di mobil kuceritakan kejadian ini padanya dan kami berdua memutuskan ke dokternya besok/ lusa saja yg memang jadwal kontrol kami. Kami berdua tidak ada yg panik dan merasa sudah siap dengan yg terburuk. Di rumah aku melihat noda flek bertambah dibanding tadi saat di kantor, aku pun memutuskan untuk menggunakan pembalut.

Ternyata saat bangun keesokan harinya tidak ada sebercak darahpun yg menempel di pembalutku. Tapi kepala, perut dan badan ini terasa seperti orang yang mens hari pertama sehingga aku memutuskan utk tidak puasa hari ini. Dan aku juga tetap masuk kerja.

Selama bulan puasa ini, setiap berangkat kerja kami selalu mampir di pom bensin jln pramuka utk pipis (karena saat sahur kami terbiasa minum air putih yang banyak, jadi ga kuat klo harus ditahan sampai kantor). Pagi ini air seni aku bercampur dengan darah, meski pembalut aku juga masih bersih dari darah seperti semalam. Entah kenapa tiba2 aku panik, aku pun WA dr. Irham menanyakan apakah beliau ada jadwal praktek pagi, agar aku bisa kontrol segera. Ternyata hari Jumat ini beliau tidak praktek pagi dan baru praktek pukul 14.00.

Aku dan Satria sama2 ijin dari kantor utk kontrol ke dokter. Setibanya di BIC kami dapat antrian nomor 5 dan menunggu hampir 1 jam. Oya saat timbang badan, BB aku turun 1,5 kg dibanding 2 minggu lalu.

Spt biasa saat masuk ke rg dokter, kami menyapanya dengan salam, "Assalamu'alaikum, Dok."
"Wa'alaikumsalam", jawabnya ramah sambil bersalaman dgn kami.
"Gimana Ki, udah flek ya? Pantes sy tunggu2 koq ga ada kabar lagi dari kamu...ini jadi minum obat G*****L gak?" tanya dokter
Kami hanya tersenyum. "Iya niy dok, berharap ada keajaiban. Mumpung lagi bulan Ramadhan", jawab Satria.
"Ya udah kita cek yuk. Ini pas 2 minggu kan dari yg terakhir?"
"Iya dok, pas 10W", jawabku
"Ada gejala lain gak?"
"Kayak orang mens hari pertama aja siy Dok, ga ada gejala yg wow...", kataku seraya menuju tempat periksa.

Begitu diterawang, ukuran kantung janin masih sama seperti 2 minggu lalu dan kali ini tidak kosong. Tapi bentuk si janin memang tdk beraturan, tdk sesuai dengan usianya dan sdh tdk berkembang lagi. Innalillahi wa innailaihi roji'un

"Ini janinnya sudah tidak berbentuk ya Ki, dia tidak berkembang jadi harus dikeluarin. Mau dikuret apa mnm obat aja?"
"Saran dokter?", tanyaku balik
"Klo kuret langsung bersih, klo minum obat ya klo belum bersih ya tetap harus kuret. Tapi gpp kita coba pake obat dulu aja, smg bisa langsung bersih. Sabar ya Ki", jawab dr. Irham menyudahi pemeriksaan USG.
"Aamiin, iya Dok"

Saat beliau mengeluarkan alat USG terjadi tragedi kecil, karena begitu alat itu keluar ada darah yg muncrat dari miss V aku (mungkin alat USG itu tadi menghambat darah yg ingin keluar, sehingga bgitu ditarik...jeng jeng...). Untung darah itu tdk mengenai dokter dan hanya mengotori lantai. Kulihat ekspresi dokter yg datar saja seolah tdk terjadi apa2 tapi betapa malunya aku atas kejadian itu. Bahkan suster harus melap darah yg ada di lantai dan kursi periksa. 

"Janinnya sdh tdk berkembang lagi jadi hrs dikeluarkan, nanti bahaya buat ibunya klo dia dibiarkan di dalam." Dokter menjelaskan pd Satria saat kembali ke meja kerjanya.
"Tapi sebenarnya BT ini berhasil gak siy dok, koq bs terjadi spt ini?", tanya Satria
"Ini sebuah pencapaian pak, krn Kiara hamil pada proses pertamanya, hanya memang embrionya yg kurang bagus. Next kita cek kekentalan darah dulu, sy siy curiga ada kekentalan darah."
"Kira2 di program berikutnya sy mungkin ga siy mengalami ini lagi Dok?", tanyaku ke dr. Irham setelah aq kembali ke meja kerja dokter
"Makanya nanti kita cek dulu seblm mulai program berikutnya. Smg yg berikutnya hasilnya lbh baik dr ini."

Dokter meresepkan obat peluruh G*****L utk diminum 3x sehari selama 3 hari. 
"Nanti klo minum obat ini perut rasanya kram ya, yah kayak orang melahirkan lah rasanya", jelas dr Irham
Aku shock mendengarnya, "Serius, dok?"
"Anggap aja latihan melahirkan", jawabnya enteng
"Klo dia udh keluar, kita hrs nunggu brp lama dok utk program lgi?", tanya Satria
"Yah 2 kali mens kita bs mulai lagi. Oya nanti klo stlh minum obat Kiara demam atau sakit perutnya berlebihan, segera dibawa kesini ya."

                                    * * * * * 

Manusia berencana, Allah berkehendak. Yups...inilah kenyataan yg harus kuhadapi, inilah jalan yg dipilihkan Allah utkku dan Satria. Kecewa...pasti, sedih...sangat, tapi ini bukan akhir dunia...masih ada hari esok...hidup akan terus berjalan.

Aku bahagia, bersyukur dan berterima kasih atas kesempatan yg telah diberikan Allah kepadaku. Kesempatan utk menjalani bayi tabung dg biaya yg tidak sedikit ditangani oleh dokter yg kompeten didukung sepenuhnya oleh suami tercinta dan dg ijinNya aku hamil...alhamdulillah. 

Kehamilan yg hanya 10 minggu ini sangatlah berarti...

Ya Allah...berilah aku kepercayaan utk bs hamil lagi dan berilah aku janin yg lebih baik dan sehat dibanding janin sebelumnya.  Aamiin. 


0 komentar

29.05.15

Siang Ibu Kiara
bHCG : 173
Test Pack : positif
Kami tunggu kedatangan Ibu utk kontrol dgn dr. Irham

Pada  Jumat siang yg berkah ini, aku mendapat sms dari suster Diana yang mengabarkan hal diatas. Air mataku pun mengalir tiada henti, demikian juga Tahmid dan Takbir yang kulafazkan tiada henti2nya, mensyukuri anugerah yang telah kunanti2kan. Segera aku menuju musholla dan melakukan sujud syukur, "Alhamdulillah 3x...terima kasih ya Allah...terima kasih karena telah mengabulkan permohonan hamba. Alhamdulillah ya Allah kami hamil. Terima kasih ya Allah atas anugerah, rizki dan karunia-Mu."

Masih dengan wajah yg penuh air mata, aku mencoba telepon Satria, sayangnya sinyal di kantor kurang bagus sehingga teleponku tidak tersambung. Ku-copy sms dari suster Diana dan kukirim ke Satria melalui Wa. Tidak berapa lama dia merespon. 
"Alhamdulillah. Bun, aku minta sesuatu dari kamu"
"Kamu sujud syukur dulu say," pintaku
"Oke aku turun sekarang. Kamu kabarin ortu2 qta ya, minta doanya"
Aku menolak melakukannya karena saat ini aku masi belum tenang, selain itu hasil ini berdasarkan test darah n test pack saja, aku lebih sreg memberi kabar ke mereka setelah dilakukan USG dimana sudah terlihat kantung janinnya. 
Tapi Satria ngotot aku memberi kabar ke mereka dg alasan kami bisa seperti ini juga atas doa dari para orang tua. Aku pun mengalah dan berjanji akan mengabari mereka setelah aku tenang.

*****

Flash back kemasa 2WW post ET.

Kebetulan di minggu pertama ini aku sengaja cuti kerja, tapi di rumah aku tidak totally bedrest, aku masi melakukan pekerjaan rumah ringan seperti mencuci, menyapu n memasak.

Tidak ada gejala spesial di minggu pertama ini, kecuali pada H 4 post ET aku mengalami migrein hebat yg memaksa aku muntah2 sepanjang pagi. Saking sakitnya kepalaku aku tidak bisa membawanya utk tidur. Ingin rasanya aku mengambil obat pereda migrein, tapi tidak...aku harus bertahan demi si embie (aku menyebut embrioku dgn panggilan embie). Yg kulakukan selanjutnya hanya berdzikir pada Allah...mendekatkan diri kepadaNya. Alhamdulillah...setelah beberapa saat aku pun tertidur.

Hal lain yg kualami selama minggu pertama ini hanya merasa keliyengan pd saat2 tertentu, seperti saat bangun tidur, saat merebahkan kepala di tempat tidur dan juga saat sujud. Terkadang aku juga merasakan perutku kram ringan, tapi itu tidak mengganggu aktivitasku.

Memasuki minggu kedua, aku sudah masuk kerja lagi. Dan aku mulai merasakan gejala seperti orang mens. Aku mulai merasakan kepalaku sering pening, badan pegal2, perut sering kram, asam lambung seperti naik sehingga perut sering terasa perih dan yg paling utama diantara semuanya adalah basahnya area (maaf) miss V aku. Tidak cukup sampai disitu aku juga mulai merasa perutku begah/ bertambah besar dan kedua payudaraku sakit. Untuk dua gejala yg terakhir membuat aku berpikir akan kehamilan tapi segera kutepis bayangan itu, bagaimana kalo ternyata ini efek obat penguat.

Sejak masuk kerja, setiap malam aku merasa badanku tidak fit. Kadang aku merasa perutku kram hebat, di hari lain badanku terasa lemas semua dan pernah juga aku meriang. Hal itu membuat aku harus tidur lebih awal dari biasanya. Namun Alhamdulillah saat bangun tidur semua gejala tersebut berkurang, sehingga aku masih bisa kerja lagi.

Kuakui bahwa minggu kedua ini cukup berat, setiap hari selalu saja kepikiran apakah aku akan mens ataukah hamil. Padahal sejak awal IVF aku sudah menekankan pada diriku sendiri, klo aku menjalani IVF ini nothing to lose, tidak boleh berharap terlalu tinggi dan berserah diri saja pada-Nya alias pasrah. Pada minggu pertama aku lulus, karena saat itu gejala2 yg kualami tdk ada yg signifikan, tapi sekarang...rasanya aku tidak bisa klo tidak memikirkannya.Terlebih dengan semua gejala yg mengacu pada menstruasi:(

*****

Akhirnya tiba juga hari pembagian rapor. Aku dan Satria absen dulu di kantor dan kami pun lanjut ke BIC. Sampai disana pkl 06.55 dan sudah banyak yg mengantri, entah itu kontrol ke dokter atau ke lab. Tapi Satrialah  orang pertama yg menyerahkan surat rujukan cek lab dari dokter ke suster karena susternya juga baru datang. Kamipun ke mini market depan BIC utk cari sarapan.

Pukul 07.40 kami kembali ke BIC dan petugas lab masi belum datang tapi diruangan lab sdh ada ibu2 dan anaknya yg menunggu di dalam...keduluan deh. Setelah petugas datang, ternyata tuh orang tdk punya surat rujukan dari dokter, sepertinya dia dari luar kota dan mo konsul dg dr. Ivan, jadi dia pun inisiatif utk melakukan screening test dulu. Tapi petugas lab menolak dia dan tetap meminta ada srt rujukan cek lab meskipun cuma dari suster. Dia pun keluar lab dan meminta suster yg ada disitu utk menghubungi suster Diana, resenya... tuh orang blg ke petugas lab klo dia ga mau diselak sm org lain, jadi ga boleh ada pasien lain yg masuk situ sebelum dia...Gubraaak*^#*@#...Siapa elu mba...Aku cuma bs istigfar melihat tingkah tuh orang, aku hrs tetap think positif demi si embie.

Karena urusan orang itu gak kelar2, aku pun masuk ke lab dan bilang ke petugasnya, "Mbak, orang itu kan belum selesai konfirmasinya, udah deh cek aja pasien yg udh jelas".
"Oh iya bu...dengan ibu siapa?", tanyanya
"Kiara"
"Baik bu, ditunggu sebentar ya bu, sy sedang input datanya. Ibu pakai test urine jg ya?"
"Iya mba", jawabku

Si suster yg masi mengkonfirmasi masalah ibu dan anak itu, menyuruh mereka duduk dulu. Eh lha koq si anak duduknya bukan di rg tunggu, malah duduk di dalam lab (*tepok jidat) sedangkan ibunya ke depan utk telepon.  Bener saja, aku pasien pertama yg dipanggil utk test. Saat aku masuk, tuh anak komentar, "Oh ada yg periksa juga". Tapi anehnya dia sama sekali tdk beranjak dari kursi di rg itu, emang siy dia bukan duduk di kursi periksa tapi hellow...hargai privasi org lain dunk. Astagfirullah...

Setelah darah diambil 1 ampul dan aku menyerahkan sampel urine, kamipun kembali ke kantor. Kami berdua sama2 tegang menunggu hasil yg akan diinformasikan 6 jam lagi. Aku dan Satria berusaha menguatkan satu sama lain, kami harus berserah pada Yang Diatas apapun hasilnya. Jika memang hasil (+), Alhamdulillah karena Allah telah mempercayai kami utk menjadi orang tua. Sebaliknya jika hasilnya (-), mungkin ini belum rejeki kami dan Allah akan memberi jalan terbaik lainnya. Bismillah...
3 komentar

IVF part 2

Melanjutkan cerita sebelumnya, edisi kali ini akan bercerita tentang OPU dan ET.

Selesai kontrol dgn dr. Irham pada H 10, diputuskan bahwa OPU akan dilaksanakan pada hari Rabu, 13 Mei 2015 pkl. 11.00. 36 jam sebelum tindakan maka aku harus suntik pemecah telur dan kali ini aku dapat obat suprefact. Sedangkan 1 jam sebelum tindakan aku akan disuntik lagi dengan pemecah telur lain, tak lain dan tak bukan pregnyl.

Di buku catatan medis akan ditempeli kertas yg berisi petunjuk persiapan sebelum OPU. Isinya antara lain tentang waktu penyuntikan si pemecah telur 36 jam dan 1 jam sebelum tindakan, jadi kita harus sdh datang di BIC 1 jam sebelum tindakan. Ada juga anjuran untuk berpuasa minimal 6-8 jam sebelum tindakan. Dan juga larangan untuk memakai parfum, kosmetik maupun perhiasan pada saat OPU. Kebayang dunk gimana nasib aku hari Rabu nanti, secara aku orangnya mudah berkeringat dan tindakan baru dilakukan siang hari, bisa2 bau 'keti' menyebar (*tutup mata).

Tanggal 13 Mei, aku dan Satria berangkat pkl 08.00 dari rmh. Lebih baik kami tiba lebih awal disana daripada terlambat karena memang kami ber2 tdk tahu kondisi jalanan dari depok ke menteng pada hari kerja. Tiba di BIC pkl 09.30, kami shalat dhuha dulu di mushala baru menuju ke lt. 2.

Meskipun belum pkl 10.00, kami berdua langsung disuruh masuk ke rg. tunggu. Aku berganti pakaian dgn kimono batik (bukan baju operasi yg bolong belakang spt di RS2 lain), semua underwear harus dilepas. Masuk ke rg. tunggu ternyata itu kamar dgn 3 tmp tidur dan dipisahkan dgn tirai. Kemudian dokter jaga mengukur tensiku sambil interview tentang data diri dan riwayat ( ini IVF keberapa? infertil brp lama? pernah hamil/ keguguran? pernah operasi? dll). 

Sambil menunggu giliran krn ternyata aku pasien terakhir hari ini, aku dan Satria mengaji. Tetangga bed sebelah terdengar gelisah, dia pasiennya dr. Ivan dan entah seharusnya dia OPU pukul berapa, tetapi sepertinya dr. Ivan blm datang. Sampai akhirnya suster memanggil dia dan membawanya ke rg. operasi. Sedangkan aku akhirnya ikutan gelisah krn sampai dgn pkl. 10.30 tidak ada tanda2 aku akan disuntik pregnyl. Setelah aku minta Satria konfirm ke suster, barulah aku disuntik pregnyl. 

Pukul 11.00 tepat dr. Irham dan tim datang ke ruangan kami, setelah bersalaman dgn kami berdua, dokter anastesi pun mulai sibuk memasang jarum di pergelangan tanganku. Akupun dibawa ke rg operasi dan Satria disuruh ke lantai 4 untuk pengeluaran sperma. Sebelum masuk rg. operasi aku disuruh menimbang BB dulu. Setelah itu aku disuruh berbaring di meja operasi, si dokter anastesi sibuk mengatur posisi tanganku untuk dibentangkan disebelah meja operasi. Ada juga perawat pria yg tanpa permisi memasang entah alat apa di dada dan area tulang rusuk, yg jujur aja bikin aku agak risih krn ternyata ada beberapa pria lain selain dr. Irham di ruangan itu. Yang kurasakan selanjutnya adalah pening.

 "Bu...bu...!", tiba2 ada yang membangunkan aku 

Saat membuka mata aku tidak melihat pria yang membangunkan aku. Aku hanya melihat suster yg baru masuk ke ruanganku dan bertanya apa aku mau dipanggilkan suamiku. Aku mengangguk. Gak lama Satria muncul with his smiley faces. Hal pertama yang kutanya pada Satria adalah jam berapa ini? dan ternyata itu sudah pukul 13 lewat, ternyata OPU lama juga ya. Kemudian aku mencari2 di gelang operasi dan punggung tangan coretan jumlah oosit yg diperoleh, ternyata ga ada (baca dari review temen2 yang OPU di bunda, katanya di tangan kita akan ditulisi jumlah oosit yang diperoleh). 

Suster datang lagi dan konfirmasi ke Satria bahwa dr. Irham menyuruh agar aku diberi infus albumin untuk menghindari OHSS karena aku ada kecenderungan hiperstimulasi. Setelah Satria membayar biaya infus itu termasuk obat2an lain barulah infus itu dimasukkan.Kemudian suster menjelaskan tentang obat2an yg harus kuminum, ada antibiotik dan obat anti nyeri dan ada obat penguat kandungan (utrogeston n crinone) yang semuanya dimasukan lewat miss V. Klo crinone buat malam hari sedangkan utrogeston buat pagi dan siang.

Setelah suster pergi, Satria mulai menyuapi aku makan. Menunya stik ayam tepung lengkap dgn kentang goreng, buncis n wortel. Karena Satria juga belum makan siang, jadilah kami berbagi menu tersebut. Aku makan ini sambil duduk sekalian melatih diri biar cepet pulih dr pengaruh obat bius. Dan ternyata...tulisan yg aku cari dari tadi ada di telapak tangan sebelah kanan. Alhamdulillah 9 oosit.

Hampir 2 jam aku menunggu sampai infus albumin benar-benar habis, barulah aku diperbolehkan pulang. Saat bangun dari tempat tidur aku melihat ada bercak2 darah di alas tempat tidur tapi alhamdulillah aku tidak merasakan perutku sakit/ nyeri. Selesai ganti baju, tempat pertama yang kutuju adalah toilet. Ternyata...disinilah aku merasakan nyeri yg teramat sangat. Entah apa yg terjadi tapi saat pipis itu miss V (maaf) aku nyeriiii banget sampai mataku berkaca2. Setelah semua air seni itu keluar, rasa nyerinya hilang. Mungkin tadi miss V aku terkena alat jadi agak luka. Hal ini membuat aku membatasi konsumsi air putih meski ngerasa haus banget tapi aku terlalu takut untuk merasakan nyeri saat pipis lagi. Oh ya ampun mana obat2an penguat kandungan semuanya dimasukkan lewat miss V...*tepok jidat.

Setelah makan malam aku segera minum obat anti nyeri (mefinal) berharap dia dapat mengurangi rasa nyeri di miss V. Dan Alhamdulillah saat memasukkan obat crinone ke miss V, aku tidak merasakan nyeri sama sekali.

Aku mo komentar sedikit ttg dr. Irham hari ini. Aku merasa puas banget sm dokter satu ini, karena dia benar2 tepat waktu melakukan tindakan sesuai jadwal. Selain itu, aku suka dengan perlakuan beliau yang mau menyamperin pasiennya ke rg. tunggu sebelum tindakan dilakukan dan bukannya menunggu di rg. tindakan. Entah ini memang gaya beliau atau memang semua dokter di RS Bunda juga melakukan hal yang sama but we appreciate it, Doc.

Sehari setelah OPU aku merasa tersiksa. Bukan karena nyeri di perut/ miss V tapi karena aku sembelit. Sejak pagi aku merasa perut sudah mules tapi ketika sudah nongkrong di WC (maaf) dia tidak mau keluar dan kejadian ini berulang sampai dengan sore hari. Bahkan meskipun aku hampir menghabiskan 1 buah pepaya utuh tapi hasilnya nihil. Coba cari info di google, disarankan untuk minum jus prune karena dia merupakan pencahar alami. Tapi Satria ga mau membelikannya. Dia beralasan mungkin ini efek obat bius kemarin/ obat penguat kandungan. Jadilah aku gigit jari:(

Malam harinya bertambah lagi penyakitku, mendadak aku migrein. Karena besok harus kerja, aku pun segera tidur berharap besok pagi bangun dalam keadaan fit.

Ternyata kondisiku tidak lebih baik di hari Jumat ini, aku masih migrein dan sembelit. Karena sudah tidak tahan dengan perut yg mulai begah, aku mengeluarkannya dengan paksa. Sedangkan untuk migreinnya tidak ada yg bisa kulakukan.

Dalam perjalanan berangkat ke kantor, aku membaca wa yg ternyata dikirim semalam. Wa dari suster Diana yg mengabarkan dari 9 oosit, 1 abnormal. Kemudian 8 ICSI/ 8 telur yang dapat dibuahi 8 sperma dan yang fert/ akan menjadi calon embrio ada 6. Alhamdulillah ada 6 calon embrio, semoga kualitasnya bagus2 ya Allah. Embryo transfer dijadwalkan hari Sabtu, 16 Mei 2015 pkl 11.00 tanpa puasa dan tetap tidak boleh memakai parfum. Diharapkan datang 1 jam sebelum ET karena akan bertemu dengan embriologist terlebih dahulu. Saat tindakan kandung kemih harus dalam keadaan penuh, jadi disuruh bawa air mineral 600ml.

Sabtu, 16 Mei 2015 bertepatan dengan peringatan Isro Mi'roj Nabi Muhammad SAW. Kami berangkat pukul 08.00 dari rumah dan ternyata jalanan benar2 kosong. Kami sampai di BIC jam 9 kurang. Seperti biasa kami ke musolla dulu utk shalat Dhuha barulah kami naik ke lt. 2. Awalnya resepsionis menyuruh kami menunggu di lt. 1 saja, tetapi diralat setelah dia menginfokan kedatanganku pada embriologist.

Embriologistnya laki2, entah siapa namanya, dia tdk memperkenalkan dirinya Sebelum dia menjelaskan mengenai embrio2ku dia bertanya apakah aku pernah LO? Setelah itu dia mulai menayangkan slide yg ternyata adalah embrio2ku. Aku dan Satria kurang paham dengan penjelasan2 dia krn dia ngomongnya cepat. Padahal kita kan awam banget masalah bginian tapi sepertinya dia tidak berusaha memberi penjelasan yang mudah dipahami. Kalo aku ga salah memahami pemaparan dia, di hari ketiga embrio  membelah menjadi 8 dan selama fragmentasinya (entah apa pula ini) tidak lebih dari 10% maka embrio tergolong bagus.

Gambar pertama yang ditunjukkan pada kami menunjukkan pembelahan menjadi 8 sel tetapi fragmentasinya 15% jadi ini tergolong poor. Padahal waktu aku melihat gambarnya, aku melihat kalo pembelahannya sempurna banget (persis seperti gambar yg pernah kulihat di internet semua bulatannya sama besarnya). Lima gambar berikutnya tidak membelah sesempurna gambar pertama tapi memang jumlah selnya ada 8 dan fragmentasinya kurang dari 10%. Kesimpulannya ada 5 embrio yang terbentuk, 3 good dan 2 moderate. Dia bilang sedang menunggu konfirmasi dr. Irham, mana yang akan ditransfer dan mana yg akan difreeze. Kebetulan dr. Irham sedang ada acara di hotel Indonesia.

Berbeda dengan OPU yang dilakukan ontime, ET ini molor karena dokter2 BIC, termasuk dr. Irham sedang ada acara. Dan menunggu itu benar2 membosankan ya...aku dan Satria sampai salah tingkah sendiri. Cape duduk, kami naik ke lt. 2 tanya sudah ada kabar belum dari si dokter. Krn blm ada kabar kami turun lagi ke lt.1, main hape lagi. Hal itu kami lakukan sampai 3x, abis duduk terus juga cape kan. 11.30 belum ada kabar aku dan Satria makan siang di RM. Padang di seberang BIC. Kelar makan kami pun solat Dhuhur dulu dan saat itulah hpku berdering.

Pukul 12.15 kami pun masuk ke kamar tunggu yang didalamnya sudah ada 2 orang yg juga menunggu giliran ET. Untuk ET ini aku tidak perlu ganti pakaian operasi dan hanya memakai jubah hijau. Setelah menunggu beberapa saat ada suster yang mengabarkan klo dr. Irham akan tiba 20 mnt lagi. Akupun mulai minum air sedikit demi sedikit biar kandung kemihku penuh. 5 mnt berselang susternya mengajak aku dan Satria ke rg tindakan utk USG kandung kemih. Alhamdulillah...meski aku masuk ke kamar tunggu terakhir tapi ternyata aku yg masuk ke rg. tindakan lebih dulu daripada yang lain. Dokter aku emang TOP deh. Ternyata kandung kemihku belum penuh, padahal aku sudah sedikit pengen pipis. Suster pun meninggalkan kami berdua dan aku pun meneruskan minum air, ga tanggung2 1,5 botol langsung kuhabiskan.

15 menit berselang suster masuk lagi dan kandung kemihku sdh penuh. Suster berpesan agar aku tidak bangun lagi dari meja operasi, karena selama 15 mnt menunggu tadi aku muter2 aja di rg tindakan yg kecil itu dan bukannya berbaring manis.

Ternyata masih menunggu lagi padahal udh kebelet banget niy. Susterpun masuk, kali ini 2 orang, kata mereka dr. Irham sudah naik. Akhirnya...Dr. Irham masuk dan menyapa kami, "Assalamualaikum! Gimana Ki, sudah liat embrio-nya?"
"Belum, Dok. Eh sudah tadi sm embrilogistnya," ralatku ketika melihat ekpresi kaget di wajah beliau.
"Terus yg difrozen yg mana Dok?"
"Yg difrozen 2 good. Klo moderate siy ga bisa difrozen," jawab dr. Irham.
"Kamu belum pernah LO ya? yah moga2 ini jadi ya. Jadi nanti yg difrozen buat adiknya," harap dr. Irham.
"Aamiin..." kata dr. Irham krn aku bukannya mengamini malah tersenyum mendengar kata 'adik' karena memang belum kepikiran akan hal itu. Yg ada dipikiranku saat ini harapan bahwa IVF pertama ini berhasil.

Dokter pun menyeka miss V aku dengan air panas dilanjutkan memasang cocor bebek dan memasukkan kateter perlahan. Alhamdulillah smooth. Dokter pun menunjukkan ke kami posisi kateter yg telah masuk ke rahim di layar USG. Setelah ready dia pun bilang, "OK loading," ke suster. Suster pun teriak, "Embrio loading!". Ternyata teriakan itu ditujukan ke embriologist di ruangan sebelah yang akan membawa si emrbio itu masuk ke rg. tindakan.

Saat yg ditunggu2 pun tiba, Dokter menyuruh aku banyak2 berdoa. Aku perhatikan di layar USG berharap aku dapat melihat bagaimana si embrio ini berenang menuju tempat yg seharusnya. Tapi aku tidak yakin klo telah melihat si embrio itu berenang dengan jelas. Aku hanya bisa menebak2 ketika aku merasa melihat ada yg bergerak di layar meskipun itu tipiiiis sekali terlihatnya. Dalam hati aku perbanyak berdzikir, "La Hawla Wala Quwwata Illa Billah", tiada daya dan upaya kecuali atas pertolongan Allah. Suasana di rg. tindakan memang benar2 tegang, semua fokus melihat ke layar. Dan akhirnya selesai...Dokter menunjukkan embrio yg sudah masuk di rahim.

Dokter bilang kalo obat2an yang kemarin dilanjutkan, hari ketiga post ET aku disuruh suntik pregnyl, makan telur tetap dilanjutkan dan tanggal 29 Mei test bHCG.
"Ada pertanyaan?", tanya dr. Irham
"Gak ada, Dok," jawabku blank
"Oke...klo ada apa2 kabarin saya ya," katanya lagi seraya masuk ke rg. embriologist di sebelah rg. tindakan.
" Baik, Dok."

Selanjutnya para suster sibuk memindahkan aku ke tempat tidur lain dan membawaku ke rg. recovery. Posisi tidurnya biasa aja, posisi kaki tidak dibuat lebih tinggi dari kepala. Ada suster yang menawari apa aku ingin pipis sekarang di pispot, tapi aku menolaknya (gaya bener dah...padahal udh kebelet banget). Di balik tirai terdengar suara dokter Irham yang pamitan dgn para suster, "Semuanya terima kasih ya."

Ada hal lucu setelah aku dipindahkan ke rg. recovery, Satria bingung dan bertanya2, "Bun, itu terus embrionya kemana? koq cuma gitu doang, emang dia ga jatuh lagi? "
" Ya gak lah, kan dia udh masuk rahim, ya sekarang dia berusaha cari tempat buat nempel, " jawabku sok tau
" Beneran dia ga akan turun ke bawah lagi?", tanyanya masi penasaran.
Aku cuma menggeleng.

Saat ada suster yang membawakan obat2anku, Satria menanyakan hal yang sama, " Suster, itu tadi embrionya kan disitu, dia ga akan turun ke bawah lagi sus?"
Susternya cuma senyum geli, " Tidak bapak, dia tidak akan jatuh lagi. Dia akan berenang di rahim sampai menemukan tempat buat menempel."
Xixixi... baru deh Satria diam percaya.

Aku tidak yakin berapa lama aku berbaring post ET. Kayaknya siy ga sampai satu jam. Krn aku sdh tdk mampu menahan pipis, aku minta Satria bertanya ke suster apa aku udh boleh pulang. Setelah dijawab iya, segera saja aku kabur ke toilet. Yah semoga saja ini tdk berpengaruh apa2 sama embrioku, karena aku tidak berbaring sampai 1 jam. Bahkan saat turun ke parkiran pun aku lebih memilih lewat tangga daripada lift. Bismillah saja lah...kupasrahkan semua padaMu ya Allah.




0 komentar

IVF part 1

Lupakan klo program IVF yang kulakukan ini tanpa persiapan. Saatnya membuka lembaran baru, menjalaninya dg ikhlas, enjoy dan tak lupa tawakal. Disini aku mo cerita ttg proses IVF-ku. Utk part 1 ini akan berisi ttg proses suntik menyuntik dan segala hal yg dilakukan sebelum OPU dan ET.

Seperti yg udah diceritain sebelumnya, setelah bertemu dr. Irham, aku diberi resep Gonal F. Obat ini disuntikin di perut (2 jari di bawah pusat) setiap malam pada jam yang sama, yaitu antara jam 19.00 sampai jam 23.00. Untuk hari pertama ini aku diberi dosis 300 iu, sedangkan utk hari2 berikutnya disuruh tunggu hasil test hormon.

Selain itu, aku juga diminta test darah lengkap berupa test hormon dan TORCh dengan total biaya sebesar +/- 4,2 jt. Test hormon yg penting diketahui hasilnya adalah LH, FSH, progesteron dan estradiol, karena hasil test ini akan digunakan utk menentukan apakah program IVF ini dapat berjalan terus dan juga untuk menentukan dosis suntikan.

Hari pertama suntik/ H 1 tanggal  02 Mei, aku suntik gonal F dibantu oleh adik tetangga yg kebetulan bidan di RS Bunda Margonda.

H 2, aku menanyakan hasil test darah kepada suster Diana (koordinator suster yg tugasnya menginformasikan hasil test maupun instruksi dokter selanjutnya). Alhamdulillah hasilnya baik sbb : LH 3,49-FSH 9,36-P4 (progesteron) < 0,21 dan E2 (estradiol) 61. Instruksi dokter lanjut suntik gonal 300 iu ditambah pregnyl 200 iu.

Karena kemarin tdk diresepkan obat pregnyl, aku harus mencari obat itu ke RS Bunda Margonda.Dan proses beli obat di RS ini memakan waktu hampir 2 jam krn si bagian farmasi hrs konfirmasi dulu ke suster Diana, yang ternyata si pregnyl disini fungsinya adalah untuk menguatkan sehingga dosisnya harus diencerin sampai 14 cc dan dipakai buat seminggu. Berbeda dari si Gonal, Pregnyl ini suntiknya di pantat dan rasanya...ya ampuuun sakit bgt.

H 3 dan H 4 suntik biasa

H 5,  test hormon estradiol pagi hari dan Satria analisa sperma lanjut kontrol dg dokter malamnya. Hasil test hormon 986 yg menurut dokter itu bagus banget bahkan melampaui target yg hanya 450 krnnya aku ada kecenderungan hiperstimulasi. Hasil USG, telur aku ada kurleb 8 dg ukrn antara 10-12 mm tpi ada 2 yg leading ukrnnya 16 mm. Terapi 4 hari ke depan masi tetap, gonal 300 iu & pregnyl 200 iu ditambah satu suntikan lagi cretrotide namanya, fungsinya utk menahan agar telur ga pecah.

Dokter menyarankan aq banyak konsumsi putih telur utk meminimalisir hiperstimulasi. Oya hasil analisa sperma Satria adalah terazoospermia (hasil SA terakhir tahun lalu padahal normo) yg berarti morfologi sperma kurang sempurna, tpi mnrt dokter tdk masalah krn jumlahnya masi memenuhi kualitas.

Pada H 5 ini aku terpaksa suntik sendiri krn tetangga yg biasa bantu sdg keluar. Dan kenapa aku tdk suntik di RS krn si pregnyl ada di rumah. Awalnya mo pergi ke klinik aja utk minta suntik tpi entah keberanian dr mana aku pun memutuskan utk suntik sendiri. Xixixi...trnyata ga gampang ya, preparationnya bth wktu 1/2 jam sendiri. Cm buat masukin obat2an itu ke dlm spuit sesuai takaran plus buang angin yg ada di dlm spuit. Hal yg sulit lainnya adalah menyuntikkan pregnyl di pantat krn satria tdk mau bantu menyuntik krn ga tega. Fiuh...

H 6 - H 8 suntik spt biasa. 

H 9, tanggal 10 Mei jatuh di hari minggu. Pagi2 jam 08.00 aku & Satria udh di BIC utk test hormon estradiol n progesteron. Sayangnya USGnya tdk bs dilakukan pagi itu jg krn dr. Irham baru ada jadwal tindakan jam 11.00. Si suster mencoba menghubungi dokter tpi katanya tdk diangkat. Jadilah kami menunggu di mobil biar bs tidur. Abis klo mo jln dulu somewhere, kita jg ga punya tujuan yg jelas. 

Pkl 11.00 tepat kami naik lagi ke ruangan prakter dokter, si mba suster cm blg klo dokternya masi lama, jam 12 bru praktek. Weladalah...klo tau hrs nunggu smp jam 12 mah mending tdi qta jln2 kemana dulu. Kamipun iseng pergi ke minimarket diseberang BIC beli cemilan n minuman ringan buat ngulur waktu aj. Jelang jam 12 kami balik lagi ke BIC tpi lgs menuju mushala buat shalat dhuhur. Saat solat pihak BIC krm sms menanyakan keberadaanku dimana, agar segera kembali krn dokter prakteknya ga lama

Balik ke ruangan praktek dokter, si suster blg klo qta udh dipanggil2 dr tdi, udh kyk anak ilang aj hehe... Ternyata ga cm suster yg kehilangan kami, dokter pun smp nanyain kita dr mana saat sedang salaman. Dan dr. Irham kaget bgitu tau qta udh ada disitu sejak jam 08.00, krn suster ga ada yg info ke dia katanya.
Hormon progesteronku 0,74, sdgkan estradiol 3900. Besar telur trnyata blm memuaskan, dr 13 telur yg ada yg ukrnnya diatas 19mm hanya ada 3, sisanya masi dikisaran 15-16mm. Jadi dokter menambah dosis suntik sekali lagi buat malam ini. Bsk pagi test darah lgi n USG telur malamnya. 
 
Krn suntik gonal tinggal sekali lagi, jadilah aku minta suntikan bentuk pen saja. Pregnyl dpt 1 ampul bubuk n 1 ampul solvent sdg cetrotide dpt 1 vial. Sepanjang perjalanan pulang dan saat di rmh aku merasa ada yg janggal dg si pregnyl, krn aku tdk dibawain cairan pengencer kemasan plastik (water for injection). Pdhal saat meresepkan pregnyl, si dokter sempet tanya, "masi inget cara mengencerkan pregnylnya kan?"

Oya balik dr BIC kami mampir ke Kokas dulu utk makan siang. Pilihanku jatuh ke sunny side up...yups resto yg mengusung tema per-telur-an. Aku memesan salmon egg benedict dan mix jus bit n sirsak. Pokoknya hari ini dan besok harus digenjot dg makanan yg bs ngegedein telurku exp sirsak, salmon, alpukat dan sayur2an.

Tibalah waktu menyuntik, tetanggaku sdh mengoplos ketiga obat diatas di masing2 spuit. Tpi aku masih merasa ada yg ganjel di hati. Kan seharusnya pregnyl itu diencerin dg water for inj sebanyak 14 cc spt oplosan yg pertama dulu dan dipake cm 2 cc sekali suntik. Sdgkan ini bubuk pregnyl lgs dioplos dg solvent 1 ampul yg isinya cm 1 cc, berarti cairan ini pekat bgt dunk berarti ini fungsinya buat mecahin telur bukan buat penguat kyk biasanya. Segera saja aku menelpon suster Diana, kuceritakan saja apa yg mengganggu pikiranku. Nada suara suster Diana berubah jadi panik, "Ibu jangan!! Itu harus diencerin dulu bu, spt yg pertama dulu. Ibu suntik di rumah ya?ibu cb ke bidan terdekat bu minta diencerin dulu. Udah bu jgn dibuat pusing, dibawa santai aj", tutupnya.

Dgn sigap Satria pergi ke apotik utk mencari si water for inj...tpi ya dasar tinggal di daerah pinggiran dan itu udh jam 21 lebih, ya apotiknya udh tutup. Akhirnya Satria memutuskan utk membawa diriku suntik ke RS Bunda Margonda. Aq bersyukur bgt sblm brkt, tetangga aku bantu tlp ke petugas piket di klinik bersalin (KB) RS tsb, dia bantu jelasin ttg pregnyl yg hrs dioplos dgn water for sebanyak 14 cc plus suntikan2 yg hrs dikasihkan ke aku. Bener saja, sesampainya di KB, si petugas sdh paham dg apa yg hrs dilakukan jadi proses pengoplosan dan suntik menyuntik cm memakan waktu 10 mnt. Alhamdulillah.

H 10, spt biasa pkl 06.30 aq udh smp ktr. Absen plus srpn, pkl 07.30 aq menuju BIC utk test darah estradiol n progesteron lgi. Biaya utk kedua test ini +/- 800 rb dan kedua test ini tdk memerlukan qta utk puasa dulu. Tdk smp 5 mnt utk ambil darah plus bayar biayanya, aq segera kembali ke kantor. Seharian ini aku masih berjuang utk nge-boost ukrn telur, jadilah aku minum jus sirsak 2 gelas, makan alpukat mix susu dan makan siang dgn menu salmon n brokoli. Xixixi...udh kyk org kalap aja, pdhal perut udh full bgt...tpi demi...

Pulang kantor aku dijemput Satria menuju BIC, alhamdulillah perjalanan lancar. Stlh menyerahkan buku catatan medis ke suster, kami berdua ke musolla menunggu azan magrib. Balik dr musolla, gantian dokternya yg lagi solat. 1/2 jam kemudian dokter baru balik ke ruangannya dan aku dpt giliran kedua. 

Dokter menyapaku dgn blg klo hormon aku hari ini bagus, 4300. Waktu mau USG dokter menanyakan apa aku ada keluhan/ ngrasain sesuatu? Kujawab bahwa yg paling mengganggu adalah eneg sdgkan perut cenut2 siy ga masalah. Alhamdulillah telur2ku sdh memenuhi kriteria semua, ada 3 yg ukrnnya diatas 22mm dan sisanya ukrn 18-19mm. Dokter meresepkan suprefact (pemecah telur) utk disuntik 36 jam sblm OPU dan pregnyl (lagi) 1 jam seblm OPU. OPU dijadwalkan hari rabu, 13 Mei utk jamnya bagian suster yg akan mengaturnya.

Stlh si suster melihat jadwal tindakan semua dokter, diputuskan tindakan OPU akan dilakukan 13 Mei pkl 08.00. Jadi malam ini aku hrs suntik suprefact pkl 20.00 dan aku memutuskan utk suntik disini saja, takut ga keburu smp rmh. Saat mengantri di kasir, tiba2 suster dr. Irham memanggil aku. Dan ternyata...jadwal OPU-ku diubah menjadi pkl 11.00 krn jadwal tadi bentrok dg pasien dokter lain. Jadi...aku hrs suntik si suprefact malam ini jam 23.00 sendiri...wakwao...Untung suntikan ini dilakukan di perut, jadi aku berani suntik sendiri.

Balik dari BIC ke depok, aku yg nyetir. Sebenernya mata ini udh ga kompromi tpi si Satria mendadak tepar krn dr kmrn jadwal makannya berantakan. Satria pengennya lgs pulang aja n makan d rmh which is smp rmh aku masi hrs masak dulu dan skrg aku yg nyetir. Ga bisa...ga bisa...aku jg cape kaliii. Jdilah kami mampir ke pizza hut di plaza festival. Aku pesan salad, nasi zaitun ayam, nasi sapi bawang (utk satria) n jus alpukat. N u know what...semuanya kumakan sendiri (kec. Nasi sapi) krn satria malah tidur di bangku.Bete abisss...

Alhamdulillah perjalanan pulang lancar dan kami sampai rumah jam 22.30. Satria langsung tidur di kamar dan aku harus menyibukkan diri menunggu jam 23.00 agar tdk ketiduran. Astagfirullah...perjuangan sekali hari ini tpi aku hrs kuat n hrs tetap positif. 

Pkl 23.00 aku menyuntikkan suprefact 2 jari dibawah pusar dgn lancar. Alhamdulillah...
Its time to sleep...Zzz...Zzz...Zzz...

Oya sedikit sharing aja, selama menjalani program ini aku mengubah pola hidup aku, terutama siy pola makan ya. Kalo olahraga selama proses menyuntik ini aku masih melakukan pilates 2 hari sekali dan akan stop setelah OPU. Sedangkan pola makan aku yg selama ini lebih sering jajan diluar alias tidak masak langsung berubah drastis. Setiap hari aku mengkonsumsi putih telur ayam kampung sebanyak 6 butir. Sayuran krn tdk boleh makan kacang-kacangan (klo ga salah krn dpt menyebabkan hormon progesteron meningkat pdhal seharusnya hormon ini ditekan) jadilah setiap hari aku makan brokoli n kembang kol rebus (krn simpel setelah direbus bs disimpan dikulkas, jadi memudahkan menyiapkan bekal makan siang). Untuk lauknya aku memilih ikan lele, salmon dan ikan teri basah, klo menu ini siy tetep digoreng tapi pakai minyak zaitun/ minyak bunga matahari. Sedangkan untuk buah, setiap hari harus ada alpukat dan kiwi/ stroberi karena kandungan vitamin C-nya yg tinggi.

 Dibutuhkan pengorbanan yang besar untuk sesuatu yang besar pula. Bismillah...smg Engkau meridhoi ikhtiar kami ini ya Allah. Aaminn.




0 komentar