This awesome blogger theme comes under a Creative Commons license. They are free of charge to use as a theme for your blog and you can make changes to the templates to suit your needs.
RSS

Akhirnya insem...(repost)

(Aduuuh...kenapa begini???seingatku aku sudah pernah post tentang proses insem aku dgn judul akhirnya insem...tpi knp dia ilang ya. Huaaa...masak iya hrs cerita lagi dr awal, kan udh agak2 lupa. Fiuh...pasti ga detail ceritanya)

Akhirnya tamu bulanan datang juga (baru kali ini ngrasa hepi didatengin niy tamu, pdhal sejak nikah ngarep bgt niy tamu ga dateng). Well D1 adalah hari minggu, 15 desember. N mulai hari senin smp 5 hari k depan hrs minum diphten.

Saatnya cek folikel di D13 yg jatuh pada tanggal 28 Desember. Alhamdulillah jumlah telurku ada 4 di ovary kiri. Aku lupa ukurannya berapa aja :( Klo ga salah siy cuma satu yg ukurannya dibawah 20mm, ya tiga kayaknya diatas 20mm deh. Dokter sempat berkomentar klo lapisan rahim aku bagus, terdiri dari 3 lapis, yg menurut beliau itu bagus utk penempelen embrio. Bahkan dr. Suci sempat menawariku utk bayi tabung krn setelah melihat telur dan rahimku itu. Cm bisa pasrah menjawab, klo belum ada uangnya hehehe... Selanjutnya aku disuntik obat pemecah telur (pregnyl). Rasa suntikannya cukup membuat meringis krn lumayan sakit. Dan efek setelah suntik adalah aku agak meriang malam itu.

Aku disuntik tepat pkl 17.00, jadi besok tindakan juga dilaksanakan jam 17.00. Dokter memberiku surat pengantar utk ke RS Permata dan harus didaftarkan sore/ malam itu juga.


*****

Pkl. 14.45 kami sudah tiba di RS Permata karena sperma harus diambil 2 jam sebelum tindakan untuk dicuci dan dicek kualitasnya. Setelah pengambilan sperma selesai, kami ke bag. administrasi. Kelar dari situ, kami langsung diantar ke ruang VK (entah singkatan dari apa?). Setelah bertemu dgn bidan jaga, aku ijin keluar ruangan utk solat Ashar. Bidan jaga meminta aku utk segera kembali, karena ada kemungkinan tindakan dimajukan, jika memang washing sperma sdh selesai.

Sekembalinya dari solat aku langsung disuruh ganti baju dan rebahan di rg. tindakan. Aku sampai harus pipis dua kali, karena takut nanti setelah tindakan tdk bisa menahan pipis, padahal harus rebahan selama 2 jam. 

Dokterpun datang (kyknya siy itu belum jam 17). Sembari membaca basmalah, dokter memasang alat -klo ga salah cocor bebek, yg fungsinya untuk membuka vulva/ miss V-. Dokter sempat komentar agar aku tidak tegang, utk memudahkan. Memang siy aku ngrasa tegang bgt, bahkan miss V aku aja ikutan terasa tegang. Salting...aku ga tau hrs memandang kemana? Kubuang saja pandanganku ke tembok sebelah kiri sambil berdzikir membaca La Hawla Wala Quwwata Illa Billah (Tiada daya dan upaya kecuali atas pertolongan Allah) dan berusaha relax. Alhamdulillah...perlahan aku merasa relax dan tenang, aku bahkan bisa merasakan miss V aku mulai meregang/ relax. Tidak ada 5 mnt dokter berkata klo semuanya lancar. Spermanya tdk ada yg tumpah dan jalannya juga mulus, tidak ada perdarahan. Dokter mendoakan aku, agar insem ini berhasil dan menyuruh aku utk banyak beristigfar.Masi takjub dan tidak percaya, aku mengiyakan.
Aku agak kaget karena proses insem ini berjalan cepat sekali. Bahkan tidak ada rasa sakit sedikitpun. Alhamdulillah:)

Kemudian bidan jaga menyetting ranjang, sehingga posisi pinggang ke bawah lebih tinggi drpd pinggang ke atas. Aku harus berbaring selama 2 jam. Disitulah tantangan lainnya, krn aku paling tdk bisa menahan pipis.

Akhirnya kejadian juga, 1,5 jam kemudian aku kebelet pipis, tpi mau ga mau kan kudu ditahan. Jadi ketika 2 jam sdh berlalu dan tdk ada bidan yg mengatakan klo aku sudah bisa bangun, aku menyuruh Satria utk mencari si bidan. setelah diijinkan hal pertama yg kulakukan adalah lari ke km mandi utk pipis...aigooo...smoga sperma2 yg dimasukkan tadi sudah menemukan tempat berlabuh dan tdk ikut keluar bersama air seniku.

1 komentar

Back to my first doctor

Setelah memutuskan utk tdk konsul lagi dg Dr. Ovi, aku & satria memilih kembali pada dokter lama kami, dr. Suci. Setidaknya dr. Suci memiliki klinik sendiri dgn jadwal praktek setiap hari, jadi lebih fleksibel lah dlm pemilihan hari konsul.

Masih dengan niat & tekad yg sama, kami-pun konsul ke dr. Suci pada tgl 6 Desember. Yah meskipun ini sudah lewat dari fase folikular dan ovulasi tpi kami ingin konsul lebih dulu mengenai niat insem. Ingin tahu pendapat dr. Suci terlbih dahulu.

Kamipun berangkat sendiri2 dari kantor masing2. Alhamdulillah perjalananku lancar dan akhirnya aq bs juga nyobain naik APTB jurusan cileungsi.

Tiba di klinik aku ngrasa ada yg aneh, krn tumben2an kliniknya kosong. Hanya ada 1 pasien yg duduk di meja kasir dan 1 pasien yg duduk di kursi tunggu. Setelah daftar ulang selesai, ternyata aku langsung dipersilahkan masuk. Waduh...bener2 tdk sesuai planning. Bayanganku n Satria klinik akan rame, jadi aku datang terlebih dahulu utk daftar ulang, tpi masuk ruang dokternya nunggu sampe Satria datang.

Ternyata dokternya ga bisa praktek lama2 hari ini karena sedang ada pasien gawat di RS Permata dan krn anaknya sedang sakit. Jadi mau ga mau aku pun konsul sendirian. Dr. Suci tdk ingat dg aku (atau mungkin krn dia sedang terburu2). Konsultasi-pun berjalan singkat. Setelah dokter tahu aku ingin insem, dia pun menjelaskan nanti pada hari ke 2 s/d 5 mens aku disuruh minum obat penyubur (diphten). Kemudian D 13 disuruh cek sel telur klo sudah bagus akan disuntik. Oya sebelumnya di D 11 kami disuruh berhubungan.
Dokter juga menjelaskan klo suntik pada D 13 sore, maka keesokannya tindakan akan dilakukan pada waktu yg kurang lebih sama. Namun sebelumnya suami hrs ambil sperma 2 jam sebelum tindakan krn sperma hrs dicuci dulu n dipilih yg bagusnya.

Dokter berpesan pd suster Anis utk membantu aku. Jdi klo aku sdh haid D1, aku hrs info ke klinik shg suster Anis bs memandu aku ttg apa2 yg hrs kulakukan sblm insem (yg sebenernya jg sdh dijelaskan tdi sm dr. Suci). Sekaligus booking jadwal kontrol utk cek sel telur.


0 komentar

Give Up :(

Bukan...bukan...aku bukan menyerah utk mendapatkan keturunan. Tapi aku menyerah konsultasi dg Dr. Ovi. Tulisan ini bukan utk menjelek2an pihak lain entah itu RS, dokter ataupun CS, tapi tulisan ini lebih sebagai uneg2ku yg tdk sabaran dan merasa tdk nyaman dg sistem yg berlaku.

*****

Terakhir kali konsul dg Dr. Ovi, aku dan Satria memutuskan akan melakukan insem next period. Saat itu dokter menjelaskan agar aku datang ke RS pada D 1 haid sehingga CS dpt menghubungi dokter dan nanti dokter akan memberikan jadwal konsul utk cek sel telur pada D 12. Dokter pun memberikan aku form kontrol poliklinik (yaitu kertas kecil sbg rujukan tanggal kunjungan berikutnya ke dokter) dan pada kolom tanggal kontrol ditulis D 12 oleh Dr. Ovi.

Akhirnya tanggal 19 tamu tak diundang itu datang. Siang itu juga aku telpon ke RS utk mengkonfirmasi mengenai haid ini utk mendapatkan jadwal cek sel telur. Akupun disambungkan dengan bidan di poli kebidanan dan si bidan langsung memutuskan bahwa D 12-ku jatuh pada hari Sabtu tanggal 30/11. Dia pun berinisiatif utk mendaftarkan aku kontrol pada tgl 30/11 dan tgl 02/12 in case hari Sabtu pasien Dr. Ovi penuh.

Karena ingin mendapatkan hasil terbaik, maka sejak mens hari pertama itu aku mulai mengkonsumsi makanan sehat spt buah kiwi, semangka, pepaya dan sayur brokoli, bahkan aku mulai rajin minum bubuk kurma muda(sayangnya...menurut aku bubuk ini palsu krn rasanya seperti tepung biasa tdk seperti dulu waktu pertama kali dpt oleh2 dr bude, dimana aromanya bubuk kurma itu khas hampir seperti bau sperma :( )

Atas desakan Satria, tgl 28/11 aku telpon ke RS utk mengkonfirmasi jadwal kontrol. Feeling so good beb...trnyata hari sabtu Dr. Ovi tdk praktek. Tapi si CS tdk menjelaskan alasan dokter tdk praktek. Aku-pun minta direschedule menjadi hari senin tgl 02/12.

Setelah diskusi dengan Satria, ia tdk mau menyerah pada keadaan. Satria ingin aku lebih berusaha lagi, sehingga mens/ periode kali ini tdk terlewati dengan sia2. Keesokan harinya aku telpon lagi ke RS dan minta disambungkan ke poli kebidanan. Aku pun menceritakan masalahku, klo aku mo insem dan tgl 30/11 adalah D 12. Si bidan menyarankan aku utk cek sel telur ke dokter lain saja. Nanti jika sudah ada hasilnya, akan dibantu konfrimasi ke Dr. Ovi utk dpt jadwal insem.

Menuruti saran si bidan kemarin, aku pun kontrol dg dr. Tofan. Kenapa aku pilih dokter ini? karena dia dsog cewek yang praktek paling pagi di hari Sabtu ini. Kesan pertama bertemu dg dr. Tofan, orangnya ramah, ceplas ceplos, smart, masi muda lagi tpi niy dokter ngomongnya cepet bgt hehe. Dia pun welcome meskipun aku bukan pasien dia dan cuma numpang cek sel telur. Saat dia mulai eksplor, dia berkomentar klo kandung kemihku keruh, "jangan2 infeksi saluran kencing. Suka nahan pipis ya?atau minumnya kurang?" (wah jangan2 bener niy secara aku kan orangnya beseran, pagi hari dari bangun tidur sampe jam 12 aja aq bisa pipis sampe 5 kali...fiuh... Tapi minum siy jalan terus). Ubek sana ubek sini trnyata sel telurnya cuma ada satu di ovary kiri ukurannya siy alhamdulillah mencapai 20 mm.

Awalnya dr. Tofan menyuruh si perawat bilang ke CS utk tlp ke Dr. Ovi dan minta jadwal insem, eh si perawat malah nyuruh balik dokternya. "Dokter aja yg telpon Dr. Ovi"
Aq shock denger kata2 tuh perawat tpi untungnya dr. Tofan mengiyakan apa yg diminta si perawat. Yah menurut aku siy emang lebih baik si dokter yg nelpon, biar enak kan ngejelasinnya. Aku dan Satria pun disuruh tunggu diluar sambil dr. Tofan mencoba tlp Dr. Ovi. Tpi sebelum kami keluar dr. Tofan sempet bilang klo menurut dia kualitas sel telurku kurang bagus. Lebih baik klo menunggu telur next period. Tpi keputusan ada di tangan Dr. Ovi.

Setengah jam kami menunggu masih belum ada kabar dari dr. Tofan. Ketika si perawat keluar dr ruangan dr. Tofan, dia pun nyamperin aku. Dia bilang klo Dr. Ovi belum bisa dihubungi dan dia minta nomor telponku utk dihubungi jika sdh ada kabar dr Dr. Ovi.

Seharian kami menunggu, kabar yg dinanti tdk jua datang. Parahnya lagi malam harinya aku mendapat sms konfirmasi dr RS yg menyatakan bahwa jadwal kontrolku pada hari senin malam direschedule krn adanya pembatasan pasien. Saat itulah aku menyerah...give up... :( aku tidak ingin lagi konsul dengan Dr. Ovi. Sudah cukup aku mengalami pembatalan jadwal, perubahan2 jadwal dan antrian yg sangat panjang:( Bukan Satria namanya klo tdk mensupport aku. Dia menyuruh aku telpon ke RS, menjelaskan permasalahan yg ada. Jika memang tdk ada respon positif baru lah dia acc utk ganti dokter. (Toh sebenarnya sudah lama juga dia merasa ga sreg sm sistem yg terkait dg Dr. Ovi. Tapi aku yg selalu minta dia utk bersabar. Dan kesabaran itu ada batasnya...)

Senin, 02/12 aku menelpon RS. Kurang lebih percakapannya seperti ini. Kuawali dengan pertanyaan alasan kenapa jadwal kontrolku dicancel.
CS menjawab, "krn ada pembatasan pasien bun, bunda mo direschedule kpn?"
"Jadi gini mba, sy tuh mo insem sm Dr. Ovi dan kebetulan hari ini jadwalnya pas", jelasku
CS bertanya, "Bunda D keberapa hari ini?"
Kujawab, "D 14 dan kmrn saat D 12 saja aku harus cek sel telur dengan dokter lain."
Tak bisa berkata banyak CS hanya berkata, "Iya bun, ini kan konfirmasi dari dokternya"
"Trus klo memang konfirmasi ke dokternya, apakah menyebutkan kondisi si pasien. Niat kontrolnya..."
"Bun, nanti kami kabarin ya", potong si CS
"Trus mbak ada nomor teleponku?"
"Ada bun. Kami coba hubungi dokternya dulu, nanti kami kabarin bunda"

Aku sudah tdk mengharapkan bs kontrol malam ini. Tapi namanya mencoba tdk ada salahnya bukan. Dan seperti yg sudah kuduga, aku tetap tdk bisa kontrol malam ini alias ditolak. Si CS sekali lagi menanyakan kapan aku mo recshedule, tpi aku sudah ilfil. Aku sudah tidak tertarik lagi utk kontrol dg Dr. Ovi.

Kupikir ketika aku dan Satria memutuskan utk insem, akses utk kontrol dg Dr. Ovi akan terbuka lebar. Karena mens kan kadang tdk bisa diprediksi. Jadi ketika mens itu datang, seharusnya pihak RS maupun dokter lebih fleksibel. Tpi...apalah daya. Mungkin memang kami tidak berjodoh dengan Dr. Ovi yg super duper sibuk. But nice to know her. And thanks to God for the experience with Dr. Ovi.


0 komentar