This awesome blogger theme comes under a Creative Commons license. They are free of charge to use as a theme for your blog and you can make changes to the templates to suit your needs.
RSS

29.05.15

Siang Ibu Kiara
bHCG : 173
Test Pack : positif
Kami tunggu kedatangan Ibu utk kontrol dgn dr. Irham

Pada  Jumat siang yg berkah ini, aku mendapat sms dari suster Diana yang mengabarkan hal diatas. Air mataku pun mengalir tiada henti, demikian juga Tahmid dan Takbir yang kulafazkan tiada henti2nya, mensyukuri anugerah yang telah kunanti2kan. Segera aku menuju musholla dan melakukan sujud syukur, "Alhamdulillah 3x...terima kasih ya Allah...terima kasih karena telah mengabulkan permohonan hamba. Alhamdulillah ya Allah kami hamil. Terima kasih ya Allah atas anugerah, rizki dan karunia-Mu."

Masih dengan wajah yg penuh air mata, aku mencoba telepon Satria, sayangnya sinyal di kantor kurang bagus sehingga teleponku tidak tersambung. Ku-copy sms dari suster Diana dan kukirim ke Satria melalui Wa. Tidak berapa lama dia merespon. 
"Alhamdulillah. Bun, aku minta sesuatu dari kamu"
"Kamu sujud syukur dulu say," pintaku
"Oke aku turun sekarang. Kamu kabarin ortu2 qta ya, minta doanya"
Aku menolak melakukannya karena saat ini aku masi belum tenang, selain itu hasil ini berdasarkan test darah n test pack saja, aku lebih sreg memberi kabar ke mereka setelah dilakukan USG dimana sudah terlihat kantung janinnya. 
Tapi Satria ngotot aku memberi kabar ke mereka dg alasan kami bisa seperti ini juga atas doa dari para orang tua. Aku pun mengalah dan berjanji akan mengabari mereka setelah aku tenang.

*****

Flash back kemasa 2WW post ET.

Kebetulan di minggu pertama ini aku sengaja cuti kerja, tapi di rumah aku tidak totally bedrest, aku masi melakukan pekerjaan rumah ringan seperti mencuci, menyapu n memasak.

Tidak ada gejala spesial di minggu pertama ini, kecuali pada H 4 post ET aku mengalami migrein hebat yg memaksa aku muntah2 sepanjang pagi. Saking sakitnya kepalaku aku tidak bisa membawanya utk tidur. Ingin rasanya aku mengambil obat pereda migrein, tapi tidak...aku harus bertahan demi si embie (aku menyebut embrioku dgn panggilan embie). Yg kulakukan selanjutnya hanya berdzikir pada Allah...mendekatkan diri kepadaNya. Alhamdulillah...setelah beberapa saat aku pun tertidur.

Hal lain yg kualami selama minggu pertama ini hanya merasa keliyengan pd saat2 tertentu, seperti saat bangun tidur, saat merebahkan kepala di tempat tidur dan juga saat sujud. Terkadang aku juga merasakan perutku kram ringan, tapi itu tidak mengganggu aktivitasku.

Memasuki minggu kedua, aku sudah masuk kerja lagi. Dan aku mulai merasakan gejala seperti orang mens. Aku mulai merasakan kepalaku sering pening, badan pegal2, perut sering kram, asam lambung seperti naik sehingga perut sering terasa perih dan yg paling utama diantara semuanya adalah basahnya area (maaf) miss V aku. Tidak cukup sampai disitu aku juga mulai merasa perutku begah/ bertambah besar dan kedua payudaraku sakit. Untuk dua gejala yg terakhir membuat aku berpikir akan kehamilan tapi segera kutepis bayangan itu, bagaimana kalo ternyata ini efek obat penguat.

Sejak masuk kerja, setiap malam aku merasa badanku tidak fit. Kadang aku merasa perutku kram hebat, di hari lain badanku terasa lemas semua dan pernah juga aku meriang. Hal itu membuat aku harus tidur lebih awal dari biasanya. Namun Alhamdulillah saat bangun tidur semua gejala tersebut berkurang, sehingga aku masih bisa kerja lagi.

Kuakui bahwa minggu kedua ini cukup berat, setiap hari selalu saja kepikiran apakah aku akan mens ataukah hamil. Padahal sejak awal IVF aku sudah menekankan pada diriku sendiri, klo aku menjalani IVF ini nothing to lose, tidak boleh berharap terlalu tinggi dan berserah diri saja pada-Nya alias pasrah. Pada minggu pertama aku lulus, karena saat itu gejala2 yg kualami tdk ada yg signifikan, tapi sekarang...rasanya aku tidak bisa klo tidak memikirkannya.Terlebih dengan semua gejala yg mengacu pada menstruasi:(

*****

Akhirnya tiba juga hari pembagian rapor. Aku dan Satria absen dulu di kantor dan kami pun lanjut ke BIC. Sampai disana pkl 06.55 dan sudah banyak yg mengantri, entah itu kontrol ke dokter atau ke lab. Tapi Satrialah  orang pertama yg menyerahkan surat rujukan cek lab dari dokter ke suster karena susternya juga baru datang. Kamipun ke mini market depan BIC utk cari sarapan.

Pukul 07.40 kami kembali ke BIC dan petugas lab masi belum datang tapi diruangan lab sdh ada ibu2 dan anaknya yg menunggu di dalam...keduluan deh. Setelah petugas datang, ternyata tuh orang tdk punya surat rujukan dari dokter, sepertinya dia dari luar kota dan mo konsul dg dr. Ivan, jadi dia pun inisiatif utk melakukan screening test dulu. Tapi petugas lab menolak dia dan tetap meminta ada srt rujukan cek lab meskipun cuma dari suster. Dia pun keluar lab dan meminta suster yg ada disitu utk menghubungi suster Diana, resenya... tuh orang blg ke petugas lab klo dia ga mau diselak sm org lain, jadi ga boleh ada pasien lain yg masuk situ sebelum dia...Gubraaak*^#*@#...Siapa elu mba...Aku cuma bs istigfar melihat tingkah tuh orang, aku hrs tetap think positif demi si embie.

Karena urusan orang itu gak kelar2, aku pun masuk ke lab dan bilang ke petugasnya, "Mbak, orang itu kan belum selesai konfirmasinya, udah deh cek aja pasien yg udh jelas".
"Oh iya bu...dengan ibu siapa?", tanyanya
"Kiara"
"Baik bu, ditunggu sebentar ya bu, sy sedang input datanya. Ibu pakai test urine jg ya?"
"Iya mba", jawabku

Si suster yg masi mengkonfirmasi masalah ibu dan anak itu, menyuruh mereka duduk dulu. Eh lha koq si anak duduknya bukan di rg tunggu, malah duduk di dalam lab (*tepok jidat) sedangkan ibunya ke depan utk telepon.  Bener saja, aku pasien pertama yg dipanggil utk test. Saat aku masuk, tuh anak komentar, "Oh ada yg periksa juga". Tapi anehnya dia sama sekali tdk beranjak dari kursi di rg itu, emang siy dia bukan duduk di kursi periksa tapi hellow...hargai privasi org lain dunk. Astagfirullah...

Setelah darah diambil 1 ampul dan aku menyerahkan sampel urine, kamipun kembali ke kantor. Kami berdua sama2 tegang menunggu hasil yg akan diinformasikan 6 jam lagi. Aku dan Satria berusaha menguatkan satu sama lain, kami harus berserah pada Yang Diatas apapun hasilnya. Jika memang hasil (+), Alhamdulillah karena Allah telah mempercayai kami utk menjadi orang tua. Sebaliknya jika hasilnya (-), mungkin ini belum rejeki kami dan Allah akan memberi jalan terbaik lainnya. Bismillah...
3 komentar

IVF part 2

Melanjutkan cerita sebelumnya, edisi kali ini akan bercerita tentang OPU dan ET.

Selesai kontrol dgn dr. Irham pada H 10, diputuskan bahwa OPU akan dilaksanakan pada hari Rabu, 13 Mei 2015 pkl. 11.00. 36 jam sebelum tindakan maka aku harus suntik pemecah telur dan kali ini aku dapat obat suprefact. Sedangkan 1 jam sebelum tindakan aku akan disuntik lagi dengan pemecah telur lain, tak lain dan tak bukan pregnyl.

Di buku catatan medis akan ditempeli kertas yg berisi petunjuk persiapan sebelum OPU. Isinya antara lain tentang waktu penyuntikan si pemecah telur 36 jam dan 1 jam sebelum tindakan, jadi kita harus sdh datang di BIC 1 jam sebelum tindakan. Ada juga anjuran untuk berpuasa minimal 6-8 jam sebelum tindakan. Dan juga larangan untuk memakai parfum, kosmetik maupun perhiasan pada saat OPU. Kebayang dunk gimana nasib aku hari Rabu nanti, secara aku orangnya mudah berkeringat dan tindakan baru dilakukan siang hari, bisa2 bau 'keti' menyebar (*tutup mata).

Tanggal 13 Mei, aku dan Satria berangkat pkl 08.00 dari rmh. Lebih baik kami tiba lebih awal disana daripada terlambat karena memang kami ber2 tdk tahu kondisi jalanan dari depok ke menteng pada hari kerja. Tiba di BIC pkl 09.30, kami shalat dhuha dulu di mushala baru menuju ke lt. 2.

Meskipun belum pkl 10.00, kami berdua langsung disuruh masuk ke rg. tunggu. Aku berganti pakaian dgn kimono batik (bukan baju operasi yg bolong belakang spt di RS2 lain), semua underwear harus dilepas. Masuk ke rg. tunggu ternyata itu kamar dgn 3 tmp tidur dan dipisahkan dgn tirai. Kemudian dokter jaga mengukur tensiku sambil interview tentang data diri dan riwayat ( ini IVF keberapa? infertil brp lama? pernah hamil/ keguguran? pernah operasi? dll). 

Sambil menunggu giliran krn ternyata aku pasien terakhir hari ini, aku dan Satria mengaji. Tetangga bed sebelah terdengar gelisah, dia pasiennya dr. Ivan dan entah seharusnya dia OPU pukul berapa, tetapi sepertinya dr. Ivan blm datang. Sampai akhirnya suster memanggil dia dan membawanya ke rg. operasi. Sedangkan aku akhirnya ikutan gelisah krn sampai dgn pkl. 10.30 tidak ada tanda2 aku akan disuntik pregnyl. Setelah aku minta Satria konfirm ke suster, barulah aku disuntik pregnyl. 

Pukul 11.00 tepat dr. Irham dan tim datang ke ruangan kami, setelah bersalaman dgn kami berdua, dokter anastesi pun mulai sibuk memasang jarum di pergelangan tanganku. Akupun dibawa ke rg operasi dan Satria disuruh ke lantai 4 untuk pengeluaran sperma. Sebelum masuk rg. operasi aku disuruh menimbang BB dulu. Setelah itu aku disuruh berbaring di meja operasi, si dokter anastesi sibuk mengatur posisi tanganku untuk dibentangkan disebelah meja operasi. Ada juga perawat pria yg tanpa permisi memasang entah alat apa di dada dan area tulang rusuk, yg jujur aja bikin aku agak risih krn ternyata ada beberapa pria lain selain dr. Irham di ruangan itu. Yang kurasakan selanjutnya adalah pening.

 "Bu...bu...!", tiba2 ada yang membangunkan aku 

Saat membuka mata aku tidak melihat pria yang membangunkan aku. Aku hanya melihat suster yg baru masuk ke ruanganku dan bertanya apa aku mau dipanggilkan suamiku. Aku mengangguk. Gak lama Satria muncul with his smiley faces. Hal pertama yang kutanya pada Satria adalah jam berapa ini? dan ternyata itu sudah pukul 13 lewat, ternyata OPU lama juga ya. Kemudian aku mencari2 di gelang operasi dan punggung tangan coretan jumlah oosit yg diperoleh, ternyata ga ada (baca dari review temen2 yang OPU di bunda, katanya di tangan kita akan ditulisi jumlah oosit yang diperoleh). 

Suster datang lagi dan konfirmasi ke Satria bahwa dr. Irham menyuruh agar aku diberi infus albumin untuk menghindari OHSS karena aku ada kecenderungan hiperstimulasi. Setelah Satria membayar biaya infus itu termasuk obat2an lain barulah infus itu dimasukkan.Kemudian suster menjelaskan tentang obat2an yg harus kuminum, ada antibiotik dan obat anti nyeri dan ada obat penguat kandungan (utrogeston n crinone) yang semuanya dimasukan lewat miss V. Klo crinone buat malam hari sedangkan utrogeston buat pagi dan siang.

Setelah suster pergi, Satria mulai menyuapi aku makan. Menunya stik ayam tepung lengkap dgn kentang goreng, buncis n wortel. Karena Satria juga belum makan siang, jadilah kami berbagi menu tersebut. Aku makan ini sambil duduk sekalian melatih diri biar cepet pulih dr pengaruh obat bius. Dan ternyata...tulisan yg aku cari dari tadi ada di telapak tangan sebelah kanan. Alhamdulillah 9 oosit.

Hampir 2 jam aku menunggu sampai infus albumin benar-benar habis, barulah aku diperbolehkan pulang. Saat bangun dari tempat tidur aku melihat ada bercak2 darah di alas tempat tidur tapi alhamdulillah aku tidak merasakan perutku sakit/ nyeri. Selesai ganti baju, tempat pertama yang kutuju adalah toilet. Ternyata...disinilah aku merasakan nyeri yg teramat sangat. Entah apa yg terjadi tapi saat pipis itu miss V (maaf) aku nyeriiii banget sampai mataku berkaca2. Setelah semua air seni itu keluar, rasa nyerinya hilang. Mungkin tadi miss V aku terkena alat jadi agak luka. Hal ini membuat aku membatasi konsumsi air putih meski ngerasa haus banget tapi aku terlalu takut untuk merasakan nyeri saat pipis lagi. Oh ya ampun mana obat2an penguat kandungan semuanya dimasukkan lewat miss V...*tepok jidat.

Setelah makan malam aku segera minum obat anti nyeri (mefinal) berharap dia dapat mengurangi rasa nyeri di miss V. Dan Alhamdulillah saat memasukkan obat crinone ke miss V, aku tidak merasakan nyeri sama sekali.

Aku mo komentar sedikit ttg dr. Irham hari ini. Aku merasa puas banget sm dokter satu ini, karena dia benar2 tepat waktu melakukan tindakan sesuai jadwal. Selain itu, aku suka dengan perlakuan beliau yang mau menyamperin pasiennya ke rg. tunggu sebelum tindakan dilakukan dan bukannya menunggu di rg. tindakan. Entah ini memang gaya beliau atau memang semua dokter di RS Bunda juga melakukan hal yang sama but we appreciate it, Doc.

Sehari setelah OPU aku merasa tersiksa. Bukan karena nyeri di perut/ miss V tapi karena aku sembelit. Sejak pagi aku merasa perut sudah mules tapi ketika sudah nongkrong di WC (maaf) dia tidak mau keluar dan kejadian ini berulang sampai dengan sore hari. Bahkan meskipun aku hampir menghabiskan 1 buah pepaya utuh tapi hasilnya nihil. Coba cari info di google, disarankan untuk minum jus prune karena dia merupakan pencahar alami. Tapi Satria ga mau membelikannya. Dia beralasan mungkin ini efek obat bius kemarin/ obat penguat kandungan. Jadilah aku gigit jari:(

Malam harinya bertambah lagi penyakitku, mendadak aku migrein. Karena besok harus kerja, aku pun segera tidur berharap besok pagi bangun dalam keadaan fit.

Ternyata kondisiku tidak lebih baik di hari Jumat ini, aku masih migrein dan sembelit. Karena sudah tidak tahan dengan perut yg mulai begah, aku mengeluarkannya dengan paksa. Sedangkan untuk migreinnya tidak ada yg bisa kulakukan.

Dalam perjalanan berangkat ke kantor, aku membaca wa yg ternyata dikirim semalam. Wa dari suster Diana yg mengabarkan dari 9 oosit, 1 abnormal. Kemudian 8 ICSI/ 8 telur yang dapat dibuahi 8 sperma dan yang fert/ akan menjadi calon embrio ada 6. Alhamdulillah ada 6 calon embrio, semoga kualitasnya bagus2 ya Allah. Embryo transfer dijadwalkan hari Sabtu, 16 Mei 2015 pkl 11.00 tanpa puasa dan tetap tidak boleh memakai parfum. Diharapkan datang 1 jam sebelum ET karena akan bertemu dengan embriologist terlebih dahulu. Saat tindakan kandung kemih harus dalam keadaan penuh, jadi disuruh bawa air mineral 600ml.

Sabtu, 16 Mei 2015 bertepatan dengan peringatan Isro Mi'roj Nabi Muhammad SAW. Kami berangkat pukul 08.00 dari rumah dan ternyata jalanan benar2 kosong. Kami sampai di BIC jam 9 kurang. Seperti biasa kami ke musolla dulu utk shalat Dhuha barulah kami naik ke lt. 2. Awalnya resepsionis menyuruh kami menunggu di lt. 1 saja, tetapi diralat setelah dia menginfokan kedatanganku pada embriologist.

Embriologistnya laki2, entah siapa namanya, dia tdk memperkenalkan dirinya Sebelum dia menjelaskan mengenai embrio2ku dia bertanya apakah aku pernah LO? Setelah itu dia mulai menayangkan slide yg ternyata adalah embrio2ku. Aku dan Satria kurang paham dengan penjelasan2 dia krn dia ngomongnya cepat. Padahal kita kan awam banget masalah bginian tapi sepertinya dia tidak berusaha memberi penjelasan yang mudah dipahami. Kalo aku ga salah memahami pemaparan dia, di hari ketiga embrio  membelah menjadi 8 dan selama fragmentasinya (entah apa pula ini) tidak lebih dari 10% maka embrio tergolong bagus.

Gambar pertama yang ditunjukkan pada kami menunjukkan pembelahan menjadi 8 sel tetapi fragmentasinya 15% jadi ini tergolong poor. Padahal waktu aku melihat gambarnya, aku melihat kalo pembelahannya sempurna banget (persis seperti gambar yg pernah kulihat di internet semua bulatannya sama besarnya). Lima gambar berikutnya tidak membelah sesempurna gambar pertama tapi memang jumlah selnya ada 8 dan fragmentasinya kurang dari 10%. Kesimpulannya ada 5 embrio yang terbentuk, 3 good dan 2 moderate. Dia bilang sedang menunggu konfirmasi dr. Irham, mana yang akan ditransfer dan mana yg akan difreeze. Kebetulan dr. Irham sedang ada acara di hotel Indonesia.

Berbeda dengan OPU yang dilakukan ontime, ET ini molor karena dokter2 BIC, termasuk dr. Irham sedang ada acara. Dan menunggu itu benar2 membosankan ya...aku dan Satria sampai salah tingkah sendiri. Cape duduk, kami naik ke lt. 2 tanya sudah ada kabar belum dari si dokter. Krn blm ada kabar kami turun lagi ke lt.1, main hape lagi. Hal itu kami lakukan sampai 3x, abis duduk terus juga cape kan. 11.30 belum ada kabar aku dan Satria makan siang di RM. Padang di seberang BIC. Kelar makan kami pun solat Dhuhur dulu dan saat itulah hpku berdering.

Pukul 12.15 kami pun masuk ke kamar tunggu yang didalamnya sudah ada 2 orang yg juga menunggu giliran ET. Untuk ET ini aku tidak perlu ganti pakaian operasi dan hanya memakai jubah hijau. Setelah menunggu beberapa saat ada suster yang mengabarkan klo dr. Irham akan tiba 20 mnt lagi. Akupun mulai minum air sedikit demi sedikit biar kandung kemihku penuh. 5 mnt berselang susternya mengajak aku dan Satria ke rg tindakan utk USG kandung kemih. Alhamdulillah...meski aku masuk ke kamar tunggu terakhir tapi ternyata aku yg masuk ke rg. tindakan lebih dulu daripada yang lain. Dokter aku emang TOP deh. Ternyata kandung kemihku belum penuh, padahal aku sudah sedikit pengen pipis. Suster pun meninggalkan kami berdua dan aku pun meneruskan minum air, ga tanggung2 1,5 botol langsung kuhabiskan.

15 menit berselang suster masuk lagi dan kandung kemihku sdh penuh. Suster berpesan agar aku tidak bangun lagi dari meja operasi, karena selama 15 mnt menunggu tadi aku muter2 aja di rg tindakan yg kecil itu dan bukannya berbaring manis.

Ternyata masih menunggu lagi padahal udh kebelet banget niy. Susterpun masuk, kali ini 2 orang, kata mereka dr. Irham sudah naik. Akhirnya...Dr. Irham masuk dan menyapa kami, "Assalamualaikum! Gimana Ki, sudah liat embrio-nya?"
"Belum, Dok. Eh sudah tadi sm embrilogistnya," ralatku ketika melihat ekpresi kaget di wajah beliau.
"Terus yg difrozen yg mana Dok?"
"Yg difrozen 2 good. Klo moderate siy ga bisa difrozen," jawab dr. Irham.
"Kamu belum pernah LO ya? yah moga2 ini jadi ya. Jadi nanti yg difrozen buat adiknya," harap dr. Irham.
"Aamiin..." kata dr. Irham krn aku bukannya mengamini malah tersenyum mendengar kata 'adik' karena memang belum kepikiran akan hal itu. Yg ada dipikiranku saat ini harapan bahwa IVF pertama ini berhasil.

Dokter pun menyeka miss V aku dengan air panas dilanjutkan memasang cocor bebek dan memasukkan kateter perlahan. Alhamdulillah smooth. Dokter pun menunjukkan ke kami posisi kateter yg telah masuk ke rahim di layar USG. Setelah ready dia pun bilang, "OK loading," ke suster. Suster pun teriak, "Embrio loading!". Ternyata teriakan itu ditujukan ke embriologist di ruangan sebelah yang akan membawa si emrbio itu masuk ke rg. tindakan.

Saat yg ditunggu2 pun tiba, Dokter menyuruh aku banyak2 berdoa. Aku perhatikan di layar USG berharap aku dapat melihat bagaimana si embrio ini berenang menuju tempat yg seharusnya. Tapi aku tidak yakin klo telah melihat si embrio itu berenang dengan jelas. Aku hanya bisa menebak2 ketika aku merasa melihat ada yg bergerak di layar meskipun itu tipiiiis sekali terlihatnya. Dalam hati aku perbanyak berdzikir, "La Hawla Wala Quwwata Illa Billah", tiada daya dan upaya kecuali atas pertolongan Allah. Suasana di rg. tindakan memang benar2 tegang, semua fokus melihat ke layar. Dan akhirnya selesai...Dokter menunjukkan embrio yg sudah masuk di rahim.

Dokter bilang kalo obat2an yang kemarin dilanjutkan, hari ketiga post ET aku disuruh suntik pregnyl, makan telur tetap dilanjutkan dan tanggal 29 Mei test bHCG.
"Ada pertanyaan?", tanya dr. Irham
"Gak ada, Dok," jawabku blank
"Oke...klo ada apa2 kabarin saya ya," katanya lagi seraya masuk ke rg. embriologist di sebelah rg. tindakan.
" Baik, Dok."

Selanjutnya para suster sibuk memindahkan aku ke tempat tidur lain dan membawaku ke rg. recovery. Posisi tidurnya biasa aja, posisi kaki tidak dibuat lebih tinggi dari kepala. Ada suster yang menawari apa aku ingin pipis sekarang di pispot, tapi aku menolaknya (gaya bener dah...padahal udh kebelet banget). Di balik tirai terdengar suara dokter Irham yang pamitan dgn para suster, "Semuanya terima kasih ya."

Ada hal lucu setelah aku dipindahkan ke rg. recovery, Satria bingung dan bertanya2, "Bun, itu terus embrionya kemana? koq cuma gitu doang, emang dia ga jatuh lagi? "
" Ya gak lah, kan dia udh masuk rahim, ya sekarang dia berusaha cari tempat buat nempel, " jawabku sok tau
" Beneran dia ga akan turun ke bawah lagi?", tanyanya masi penasaran.
Aku cuma menggeleng.

Saat ada suster yang membawakan obat2anku, Satria menanyakan hal yang sama, " Suster, itu tadi embrionya kan disitu, dia ga akan turun ke bawah lagi sus?"
Susternya cuma senyum geli, " Tidak bapak, dia tidak akan jatuh lagi. Dia akan berenang di rahim sampai menemukan tempat buat menempel."
Xixixi... baru deh Satria diam percaya.

Aku tidak yakin berapa lama aku berbaring post ET. Kayaknya siy ga sampai satu jam. Krn aku sdh tdk mampu menahan pipis, aku minta Satria bertanya ke suster apa aku udh boleh pulang. Setelah dijawab iya, segera saja aku kabur ke toilet. Yah semoga saja ini tdk berpengaruh apa2 sama embrioku, karena aku tidak berbaring sampai 1 jam. Bahkan saat turun ke parkiran pun aku lebih memilih lewat tangga daripada lift. Bismillah saja lah...kupasrahkan semua padaMu ya Allah.




0 komentar

IVF part 1

Lupakan klo program IVF yang kulakukan ini tanpa persiapan. Saatnya membuka lembaran baru, menjalaninya dg ikhlas, enjoy dan tak lupa tawakal. Disini aku mo cerita ttg proses IVF-ku. Utk part 1 ini akan berisi ttg proses suntik menyuntik dan segala hal yg dilakukan sebelum OPU dan ET.

Seperti yg udah diceritain sebelumnya, setelah bertemu dr. Irham, aku diberi resep Gonal F. Obat ini disuntikin di perut (2 jari di bawah pusat) setiap malam pada jam yang sama, yaitu antara jam 19.00 sampai jam 23.00. Untuk hari pertama ini aku diberi dosis 300 iu, sedangkan utk hari2 berikutnya disuruh tunggu hasil test hormon.

Selain itu, aku juga diminta test darah lengkap berupa test hormon dan TORCh dengan total biaya sebesar +/- 4,2 jt. Test hormon yg penting diketahui hasilnya adalah LH, FSH, progesteron dan estradiol, karena hasil test ini akan digunakan utk menentukan apakah program IVF ini dapat berjalan terus dan juga untuk menentukan dosis suntikan.

Hari pertama suntik/ H 1 tanggal  02 Mei, aku suntik gonal F dibantu oleh adik tetangga yg kebetulan bidan di RS Bunda Margonda.

H 2, aku menanyakan hasil test darah kepada suster Diana (koordinator suster yg tugasnya menginformasikan hasil test maupun instruksi dokter selanjutnya). Alhamdulillah hasilnya baik sbb : LH 3,49-FSH 9,36-P4 (progesteron) < 0,21 dan E2 (estradiol) 61. Instruksi dokter lanjut suntik gonal 300 iu ditambah pregnyl 200 iu.

Karena kemarin tdk diresepkan obat pregnyl, aku harus mencari obat itu ke RS Bunda Margonda.Dan proses beli obat di RS ini memakan waktu hampir 2 jam krn si bagian farmasi hrs konfirmasi dulu ke suster Diana, yang ternyata si pregnyl disini fungsinya adalah untuk menguatkan sehingga dosisnya harus diencerin sampai 14 cc dan dipakai buat seminggu. Berbeda dari si Gonal, Pregnyl ini suntiknya di pantat dan rasanya...ya ampuuun sakit bgt.

H 3 dan H 4 suntik biasa

H 5,  test hormon estradiol pagi hari dan Satria analisa sperma lanjut kontrol dg dokter malamnya. Hasil test hormon 986 yg menurut dokter itu bagus banget bahkan melampaui target yg hanya 450 krnnya aku ada kecenderungan hiperstimulasi. Hasil USG, telur aku ada kurleb 8 dg ukrn antara 10-12 mm tpi ada 2 yg leading ukrnnya 16 mm. Terapi 4 hari ke depan masi tetap, gonal 300 iu & pregnyl 200 iu ditambah satu suntikan lagi cretrotide namanya, fungsinya utk menahan agar telur ga pecah.

Dokter menyarankan aq banyak konsumsi putih telur utk meminimalisir hiperstimulasi. Oya hasil analisa sperma Satria adalah terazoospermia (hasil SA terakhir tahun lalu padahal normo) yg berarti morfologi sperma kurang sempurna, tpi mnrt dokter tdk masalah krn jumlahnya masi memenuhi kualitas.

Pada H 5 ini aku terpaksa suntik sendiri krn tetangga yg biasa bantu sdg keluar. Dan kenapa aku tdk suntik di RS krn si pregnyl ada di rumah. Awalnya mo pergi ke klinik aja utk minta suntik tpi entah keberanian dr mana aku pun memutuskan utk suntik sendiri. Xixixi...trnyata ga gampang ya, preparationnya bth wktu 1/2 jam sendiri. Cm buat masukin obat2an itu ke dlm spuit sesuai takaran plus buang angin yg ada di dlm spuit. Hal yg sulit lainnya adalah menyuntikkan pregnyl di pantat krn satria tdk mau bantu menyuntik krn ga tega. Fiuh...

H 6 - H 8 suntik spt biasa. 

H 9, tanggal 10 Mei jatuh di hari minggu. Pagi2 jam 08.00 aku & Satria udh di BIC utk test hormon estradiol n progesteron. Sayangnya USGnya tdk bs dilakukan pagi itu jg krn dr. Irham baru ada jadwal tindakan jam 11.00. Si suster mencoba menghubungi dokter tpi katanya tdk diangkat. Jadilah kami menunggu di mobil biar bs tidur. Abis klo mo jln dulu somewhere, kita jg ga punya tujuan yg jelas. 

Pkl 11.00 tepat kami naik lagi ke ruangan prakter dokter, si mba suster cm blg klo dokternya masi lama, jam 12 bru praktek. Weladalah...klo tau hrs nunggu smp jam 12 mah mending tdi qta jln2 kemana dulu. Kamipun iseng pergi ke minimarket diseberang BIC beli cemilan n minuman ringan buat ngulur waktu aj. Jelang jam 12 kami balik lagi ke BIC tpi lgs menuju mushala buat shalat dhuhur. Saat solat pihak BIC krm sms menanyakan keberadaanku dimana, agar segera kembali krn dokter prakteknya ga lama

Balik ke ruangan praktek dokter, si suster blg klo qta udh dipanggil2 dr tdi, udh kyk anak ilang aj hehe... Ternyata ga cm suster yg kehilangan kami, dokter pun smp nanyain kita dr mana saat sedang salaman. Dan dr. Irham kaget bgitu tau qta udh ada disitu sejak jam 08.00, krn suster ga ada yg info ke dia katanya.
Hormon progesteronku 0,74, sdgkan estradiol 3900. Besar telur trnyata blm memuaskan, dr 13 telur yg ada yg ukrnnya diatas 19mm hanya ada 3, sisanya masi dikisaran 15-16mm. Jadi dokter menambah dosis suntik sekali lagi buat malam ini. Bsk pagi test darah lgi n USG telur malamnya. 
 
Krn suntik gonal tinggal sekali lagi, jadilah aku minta suntikan bentuk pen saja. Pregnyl dpt 1 ampul bubuk n 1 ampul solvent sdg cetrotide dpt 1 vial. Sepanjang perjalanan pulang dan saat di rmh aku merasa ada yg janggal dg si pregnyl, krn aku tdk dibawain cairan pengencer kemasan plastik (water for injection). Pdhal saat meresepkan pregnyl, si dokter sempet tanya, "masi inget cara mengencerkan pregnylnya kan?"

Oya balik dr BIC kami mampir ke Kokas dulu utk makan siang. Pilihanku jatuh ke sunny side up...yups resto yg mengusung tema per-telur-an. Aku memesan salmon egg benedict dan mix jus bit n sirsak. Pokoknya hari ini dan besok harus digenjot dg makanan yg bs ngegedein telurku exp sirsak, salmon, alpukat dan sayur2an.

Tibalah waktu menyuntik, tetanggaku sdh mengoplos ketiga obat diatas di masing2 spuit. Tpi aku masih merasa ada yg ganjel di hati. Kan seharusnya pregnyl itu diencerin dg water for inj sebanyak 14 cc spt oplosan yg pertama dulu dan dipake cm 2 cc sekali suntik. Sdgkan ini bubuk pregnyl lgs dioplos dg solvent 1 ampul yg isinya cm 1 cc, berarti cairan ini pekat bgt dunk berarti ini fungsinya buat mecahin telur bukan buat penguat kyk biasanya. Segera saja aku menelpon suster Diana, kuceritakan saja apa yg mengganggu pikiranku. Nada suara suster Diana berubah jadi panik, "Ibu jangan!! Itu harus diencerin dulu bu, spt yg pertama dulu. Ibu suntik di rumah ya?ibu cb ke bidan terdekat bu minta diencerin dulu. Udah bu jgn dibuat pusing, dibawa santai aj", tutupnya.

Dgn sigap Satria pergi ke apotik utk mencari si water for inj...tpi ya dasar tinggal di daerah pinggiran dan itu udh jam 21 lebih, ya apotiknya udh tutup. Akhirnya Satria memutuskan utk membawa diriku suntik ke RS Bunda Margonda. Aq bersyukur bgt sblm brkt, tetangga aku bantu tlp ke petugas piket di klinik bersalin (KB) RS tsb, dia bantu jelasin ttg pregnyl yg hrs dioplos dgn water for sebanyak 14 cc plus suntikan2 yg hrs dikasihkan ke aku. Bener saja, sesampainya di KB, si petugas sdh paham dg apa yg hrs dilakukan jadi proses pengoplosan dan suntik menyuntik cm memakan waktu 10 mnt. Alhamdulillah.

H 10, spt biasa pkl 06.30 aq udh smp ktr. Absen plus srpn, pkl 07.30 aq menuju BIC utk test darah estradiol n progesteron lgi. Biaya utk kedua test ini +/- 800 rb dan kedua test ini tdk memerlukan qta utk puasa dulu. Tdk smp 5 mnt utk ambil darah plus bayar biayanya, aq segera kembali ke kantor. Seharian ini aku masih berjuang utk nge-boost ukrn telur, jadilah aku minum jus sirsak 2 gelas, makan alpukat mix susu dan makan siang dgn menu salmon n brokoli. Xixixi...udh kyk org kalap aja, pdhal perut udh full bgt...tpi demi...

Pulang kantor aku dijemput Satria menuju BIC, alhamdulillah perjalanan lancar. Stlh menyerahkan buku catatan medis ke suster, kami berdua ke musolla menunggu azan magrib. Balik dr musolla, gantian dokternya yg lagi solat. 1/2 jam kemudian dokter baru balik ke ruangannya dan aku dpt giliran kedua. 

Dokter menyapaku dgn blg klo hormon aku hari ini bagus, 4300. Waktu mau USG dokter menanyakan apa aku ada keluhan/ ngrasain sesuatu? Kujawab bahwa yg paling mengganggu adalah eneg sdgkan perut cenut2 siy ga masalah. Alhamdulillah telur2ku sdh memenuhi kriteria semua, ada 3 yg ukrnnya diatas 22mm dan sisanya ukrn 18-19mm. Dokter meresepkan suprefact (pemecah telur) utk disuntik 36 jam sblm OPU dan pregnyl (lagi) 1 jam seblm OPU. OPU dijadwalkan hari rabu, 13 Mei utk jamnya bagian suster yg akan mengaturnya.

Stlh si suster melihat jadwal tindakan semua dokter, diputuskan tindakan OPU akan dilakukan 13 Mei pkl 08.00. Jadi malam ini aku hrs suntik suprefact pkl 20.00 dan aku memutuskan utk suntik disini saja, takut ga keburu smp rmh. Saat mengantri di kasir, tiba2 suster dr. Irham memanggil aku. Dan ternyata...jadwal OPU-ku diubah menjadi pkl 11.00 krn jadwal tadi bentrok dg pasien dokter lain. Jadi...aku hrs suntik si suprefact malam ini jam 23.00 sendiri...wakwao...Untung suntikan ini dilakukan di perut, jadi aku berani suntik sendiri.

Balik dari BIC ke depok, aku yg nyetir. Sebenernya mata ini udh ga kompromi tpi si Satria mendadak tepar krn dr kmrn jadwal makannya berantakan. Satria pengennya lgs pulang aja n makan d rmh which is smp rmh aku masi hrs masak dulu dan skrg aku yg nyetir. Ga bisa...ga bisa...aku jg cape kaliii. Jdilah kami mampir ke pizza hut di plaza festival. Aku pesan salad, nasi zaitun ayam, nasi sapi bawang (utk satria) n jus alpukat. N u know what...semuanya kumakan sendiri (kec. Nasi sapi) krn satria malah tidur di bangku.Bete abisss...

Alhamdulillah perjalanan pulang lancar dan kami sampai rumah jam 22.30. Satria langsung tidur di kamar dan aku harus menyibukkan diri menunggu jam 23.00 agar tdk ketiduran. Astagfirullah...perjuangan sekali hari ini tpi aku hrs kuat n hrs tetap positif. 

Pkl 23.00 aku menyuntikkan suprefact 2 jari dibawah pusar dgn lancar. Alhamdulillah...
Its time to sleep...Zzz...Zzz...Zzz...

Oya sedikit sharing aja, selama menjalani program ini aku mengubah pola hidup aku, terutama siy pola makan ya. Kalo olahraga selama proses menyuntik ini aku masih melakukan pilates 2 hari sekali dan akan stop setelah OPU. Sedangkan pola makan aku yg selama ini lebih sering jajan diluar alias tidak masak langsung berubah drastis. Setiap hari aku mengkonsumsi putih telur ayam kampung sebanyak 6 butir. Sayuran krn tdk boleh makan kacang-kacangan (klo ga salah krn dpt menyebabkan hormon progesteron meningkat pdhal seharusnya hormon ini ditekan) jadilah setiap hari aku makan brokoli n kembang kol rebus (krn simpel setelah direbus bs disimpan dikulkas, jadi memudahkan menyiapkan bekal makan siang). Untuk lauknya aku memilih ikan lele, salmon dan ikan teri basah, klo menu ini siy tetep digoreng tapi pakai minyak zaitun/ minyak bunga matahari. Sedangkan untuk buah, setiap hari harus ada alpukat dan kiwi/ stroberi karena kandungan vitamin C-nya yg tinggi.

 Dibutuhkan pengorbanan yang besar untuk sesuatu yang besar pula. Bismillah...smg Engkau meridhoi ikhtiar kami ini ya Allah. Aaminn.




0 komentar

Unplanned Step

Keputusan untk melakukan IVF ini memang terkesan buru2 dan unplanned. Gimana tdk, ketika kami memutuskan balik ke dr. Irham lagi, aq bilang ke Satria agar qta ikutin flow-nya si dokter aja, jangan ujug2 minta IVF. Krn memang dulu beliau pernah suggest utk IUI dulu, jika belum berhasil perlu dilakukan LO utk mengetahui whats wrong inside, klo ternyata bersih baru disarankan IVF. Dan ternyata semuanya terjadi begitu saja, keinginan Satria utk IVF tdk bisa dibendung lagi. Apalagi sblm kontrol kami bertemu dg teman Satria yg berhasil hamil melalui IVF dgn dr. Ivan and its twins...Subhanallah

*****
Pertemuan pertama kami dg dr, Irham setelah setahun vakum tdk berbeda dgn dulu. Setlh USG transv, dokter bilang klo ini yg dinamakan unexplained infertility dan beliau merekomendasikan 3 hal diatas. Namun beliau menggarisbawahi klo kondisi rahim aku berbeda dari yg dulu. Klo dulu rahim aku terlihat bersih, sedangkan sekarang rahim aku terlihat keruh yg menurut beliau ada kemungkinan itu endometriosis yg mungkin jadi penyebab infertil.

Satria pun mulai bertanya2 ttg prosedur IVF dan tanpa bertanya padaku dia bilang ke dr. Irham kalo dia pengen IVF aja bulan ini. Saat mendengar pernyataannya aku speechless. Krn aku berharap di-LO dulu biar ketahuan ada apa di dalam tubuhku, belum lagi dokter bilang kondisi rahim aku berubah. Yups...aku takut uang yg kami keluarkan nanti sia2 krn keputusan yg tdk matang ini. Bayangan kegagalan krn rahim keruh/ endometriosis itu menari2 di pikiranku. Na'udzubillah

"Tapi Dok, dengan kondisi rahim sy yg seperti itu, peluang IVF-nya gimana?"
Si dokter tersenyum, "Tidak masalah, bisa koq. Smg jadi. Ya kita selalu berharap yg terbaik. Ya amit2 ya...qta ga mo mikir yg jelek, tpi klo memang gagal kan masih ada embrio yg difrozen. Jadi nanti stlh ketahuan penyebabnya baru qta tanam lagi."

Mendengar penjelasan dr. Irham cukup membuatku tenang. Setidaknya klo memang ini gagal, berarti mau ga mau aku harus LO. Setelah itu program bs dimulai lagi.

Setelah hitung2an HPHT (karena HPHT ku jatuh tgl 30 malam hari, si dokter menganggap HPHT ku adalah tgl 01 Mei) plus jadwal kontrol berikutnya (aku pengen bs kontrol di depok saja which is hari rabu tgl 06 Mei), dokter pun meresepkan aku obat suntik gonal dosis 300iu untuk malam ini. Sedangkan dosis utk 3 hari ke depan menunggu hasil test hormon yg baru bisa keluar besok pagi krn memang ini sdh sore sekali.

Saat menunggu antrian test hormon dan saat perjalanan pulang, aku merasa resah, gelisah dan galau (klo kt ABG sekarang). Aku merasa belum siap melakukan IVF. Belum banyak yg aku ketahui ttg proses IVF, aku tidak tahu makanan apa saja yg harus dimakan dan dipantang, belum lagi pikiran tentang pekerjaanku dimana aku akan sering ijin bahkan tdk masuk kerja. Fiuh...kaget...kecewa...marah...pada Satria semua bercampur jadi satu.Satria menyadari keanehan sikapku. Saat ia bertanya, kukeluarkan semua uneg2ku. Kenapa dia begitu terburu2, apa dia lupa pembicaraan kami sebelumnya ttg LO, bagaimana pekerjaanku bukankah aku bilang aku siap program stlh resign lebaran nanti...bla...bla...bla...

Akhirnya aku cuma bisa menarik nafas panjang dan bilang klo semuanya sudah terlanjur, ga mungkin uang yg kami keluarkan utk beli obat gonal yg harganya ajib itu bs kembali. Wa'allahu A'lam...kupasrahkan semuanya padaMu Ya Allah, zat yang maha pencipta. Smg pikiran2 negatif ini menjauh dariku. Mulai sekarang aku harus berpikir positif.




1 komentar