This awesome blogger theme comes under a Creative Commons license. They are free of charge to use as a theme for your blog and you can make changes to the templates to suit your needs.
RSS

Kuretase Polyp Endometrium

Ya Allah waktu berjalan dengan cepatnya... Baru kemarin lusa aku sibuk mendaftarkan diriku utk tindakan kuret di RS Permata. Dan pagi ini, pkl 06.00, aku sdh tiba di RS dan sedang daftar ulang ke bagian administrasi. Planning awal aku hanya akan ditemani oleh mama tpi aku jg ga kebayang klo mama harus mondar mandir mengurus tetek bengek yg disyaratkan RS. Alhamdulillah...Satria mau ijin datang ke kantor siang, krn memang rcnnya kuret dilakukan jam 08.00, jadi hati ini agak 'plong'. Daftar ulangnya cukup lama, krn petugas bilang belum ada dataku. Untungnya kmrn waktu konfirm via phone ke bag. VK aku sempat tanya nama penerimanya, jadi kan bisa dicross check sm si admin ini. Ternyata oh ternyata...tindakan kuret ini kan satu paket dgn ruang inap krn dikhawatirkan setelah tindakan dilakukan, kondisi pasien tdk stabil shg perlu rawat inap...nah ruang rawat inapnya itu full (maklum kmrn kan tanggal cantik 12-12-12 jadi banyak ibu2 yg melahirkan), makanya daftar ulangnya jadi lama. Tpi kmrn dr. Suci sempet bilang klo kuret polip endometrium ini ga perlu rawat inap, jadi aku meyakinkan petugas admin klo aku tdk butuh ruang inap. Sebelum dibawa ke ruang VK aku memberikan kartu asuransiku ke petugas admin, berharap tindakan ini dicover sama kantor.

Aku dan Satria masuk ke ruang VK, sedangkan mama nunggu diluar. Dan kami langsung disambut oleh ruangan bayi...ups...sempet mikir kpn ya bayiku akan ada diruangan ini dan ini malah menguatkan aku. Dalam hati aku berdoa, "Ya Allah klo memang ini adalah jalan terbaik bagi kami utk memiliki keturunan, berilah kemudahan dan kelancaran dalam menjalaninya." Di ruang VK, Satria dipanggil oleh salah satu suster utk menandatangani srt pernyataan sedangkan aku diajak oleh suster utk berganti pakaian kmd berbaring di ruang tindakan/ ruang bersalin...sendirian. Saat itu waktu baru menunjukkan pukul 06.20 (waduh lama bener ya jam 8-nya). Setelah itu susternya silih berganti masuk ke ruanganku, ada yg mengambil sampel darah, ada yg memasukkan jarum utk infus (kalo ga salah), ada yg interview riwayat kesehatanku, dan ada yg mengecek tekanan darahku. Setelah itu aq ditinggal sendirian lagi di ruangan tsb. Selama menunggu +/- 1 jam aq cuma bisa bengong, berdoa, pengen tidur tpi koq rasanya gelisah ya.

Sampai dengan pkl 07.45 blm ada tanda2 kehadiran dr. Suci dan ini membuat aku makin gelisah. Suster2 kembali lagi ke ruangan aq utk menyiapkan peralatan termasuk tmp tidur dipasang alat penyangga kaki dan memasang tensimeter di lengan aku. Kira2 jam 8 lewat dr. Suci masuk ruangan, "Gimana bu, sdh siap?"
"Siap gak siap, dok", jawabku pasrah (aduh kenapa bukan jawab InsyaAllah siy, ga syariah bgt siy aq ini)
Dr. Suci keluar ruangan entah ngobrol dg siapa, tp aq denger bgt dia waktu dia bilang, "Ibunya sdh siap koq!" Langsung deh suster2 pada masuk, ditemani oleh dokter anastesi disusul kmd sm dr. Suci. Dokter anastesi memperkenalkan dirinya sambil nanya2 pernah dibius ga, kapan, kenapa(biar aku ga tegang kali ya). Setelah itu dia memasukkan cairan melalui jarum infus di tangan kiriku sambil menjelaskan kalo aku sdh mulai keliyengan dan ngantuk, langsung tidur aja, jangan dilawan. Eh buset...ga ada 5 mnt kepalaku terasa berputar dan zz...zzz...

Aku tdk bisa menjelaskan tindakan apa yg dilakukan oleh dr. Suci saat itu, maklum dibawah pengaruh obat bius. Yg aku ingat hanya suster menurunkan kakiku dari alat penyangga dan terdengar suara tensimeter tit...tit...tit...Ingin rasanya membuka mata, tapi koq beraaat bgt ya. Tiba-tiba dokter anastesi membangunkan aku dengan menepuk lenganku, aku cuma bisa menjawab, "heh...", tanpa bisa membuka mata. Selanjutnya sepi. Aq memaksa membuka mata, perlahan aku bisa melihat sekeliling tpi OMG kepalaku puyeng bgt Tiba2 suamiku tercinta masuk dg wajahnya yg selalu tersenyum itu. "Assalamu'alaikum...", sapanya
"Wa'alaikumsalam", jawabku lemah sambil berusaha tetap terjaga.
"Gimana say?sakit ya?"
"Gak, Ay. Skrg jam brp?Ayah koq ga ngantor?"
"Males ah, aku mo nemenin istriku yg sakit aja. Kasian", jawabnya polos
(So sweet bgt suamiku sayang, terimakasih ya atas pengorbanan kamu selama ini.)
 Setelah itu Satria keluar ruangan ingin memanggil mama tpi dilarang sm suster agar aku cepet pulih n sadar.

Selama +/- 1 jam aku terjaga dg gelisah.  Krn posisi berbaring aku tdk nyaman, kepala tdk dialasi bantal, dibelakang punggung aku ada alat pengganjal yg sumpah malah bikin pusing aku nambah, dan di bagian bawah berasa rembes (yg aq ga ngerti itu darah atau betadine). Akhirnya ada juga suster yg baik hati menengok diriku. Dia melepas tensimeter sekaligus mengambil alat pengganjal punggung. Jika aku sdh merasa tdk mual dia menyuruh aku utk minum kmd dia akan konfirm ke bag. pembayaran apakah aku sdh bisa pulang.

Aku mencoba bangun tanpa bantuan si suster yg udh ngilang lagi. Ups...rasanya masih keliyengan, tapi aq paksa utk meraih gelas dan minum teh sedikit demi sedikit. Aku berdiam diri sebentar berharap keliyengannya berkurang. Setelah merasa yakin kuat, aku pun turun dari tmp tidur dan mulai berganti pakaian. Keluar dari km. mandi si suster sdh nunggu aku bersama Satria, dia menjelaskan ttg prosedur keluar RS, tpi Satria memotong penjelasannya, "Sudah mba, masalah pembayaran urusan saya". Kmd suster mengambil obat yg hrs diminum sambil menjelaskan aturan pakainya. Setelah itu, dia melepaskan jarum infus. Dan akhirnya...aq bisa pulang juga. Alhamdulillah.

Sesampainya di rumah, aku segera mengganti (maaf) pembalut, krn yg kupakai tadi sdh penuh dgn sisa betadine. Dan alhamdulillah sampai dgn sore hari perdarahan yg kualami tdk banyak. Bisa diambil kesimpulan klo kuret ini berhasil dan InsyaAllah tdk menimbulkan infeksi. Alhamdulillah juga aku tidak merasakan sakit yg gimana gitu, yg kurasakan hanya kram perut seperti klo sedang mens.


Note : Aku merasa bersyukur karena tindakan ini dilakukan di RS. Permata. Dimana sejak mendaftar ke bag. admin aku sdh memberikan kartu asuransiku dan petugasnya bilang nanti akan melakukan konfirmasi ke pihak asuransi. Ternyata setelah tindakan selesai, pihak asuransi blm memberikan jawaban apakah tindakan tsb dicover atau tidak. Tapi RS Permata tidak mempersulit kepulanganku, bahkan mereka mengijinkan aku pulang dgn syarat kartu asuransi ditahan oleh mereka. Mereka janji akan memberi kabar secepatnya.
Keesokannya Satria mendapat kabar dari pihak RS jika terdapat kurang bayar sebesar Rp. X.
Alhamdulillah ya Allah...ternyata tindakan ini dicover oleh asuransi shg biaya yg harus kami berdua keluarkan tidak banyak.





0 komentar:

Posting Komentar