This awesome blogger theme comes under a Creative Commons license. They are free of charge to use as a theme for your blog and you can make changes to the templates to suit your needs.
RSS

Give Up :(

Bukan...bukan...aku bukan menyerah utk mendapatkan keturunan. Tapi aku menyerah konsultasi dg Dr. Ovi. Tulisan ini bukan utk menjelek2an pihak lain entah itu RS, dokter ataupun CS, tapi tulisan ini lebih sebagai uneg2ku yg tdk sabaran dan merasa tdk nyaman dg sistem yg berlaku.

*****

Terakhir kali konsul dg Dr. Ovi, aku dan Satria memutuskan akan melakukan insem next period. Saat itu dokter menjelaskan agar aku datang ke RS pada D 1 haid sehingga CS dpt menghubungi dokter dan nanti dokter akan memberikan jadwal konsul utk cek sel telur pada D 12. Dokter pun memberikan aku form kontrol poliklinik (yaitu kertas kecil sbg rujukan tanggal kunjungan berikutnya ke dokter) dan pada kolom tanggal kontrol ditulis D 12 oleh Dr. Ovi.

Akhirnya tanggal 19 tamu tak diundang itu datang. Siang itu juga aku telpon ke RS utk mengkonfirmasi mengenai haid ini utk mendapatkan jadwal cek sel telur. Akupun disambungkan dengan bidan di poli kebidanan dan si bidan langsung memutuskan bahwa D 12-ku jatuh pada hari Sabtu tanggal 30/11. Dia pun berinisiatif utk mendaftarkan aku kontrol pada tgl 30/11 dan tgl 02/12 in case hari Sabtu pasien Dr. Ovi penuh.

Karena ingin mendapatkan hasil terbaik, maka sejak mens hari pertama itu aku mulai mengkonsumsi makanan sehat spt buah kiwi, semangka, pepaya dan sayur brokoli, bahkan aku mulai rajin minum bubuk kurma muda(sayangnya...menurut aku bubuk ini palsu krn rasanya seperti tepung biasa tdk seperti dulu waktu pertama kali dpt oleh2 dr bude, dimana aromanya bubuk kurma itu khas hampir seperti bau sperma :( )

Atas desakan Satria, tgl 28/11 aku telpon ke RS utk mengkonfirmasi jadwal kontrol. Feeling so good beb...trnyata hari sabtu Dr. Ovi tdk praktek. Tapi si CS tdk menjelaskan alasan dokter tdk praktek. Aku-pun minta direschedule menjadi hari senin tgl 02/12.

Setelah diskusi dengan Satria, ia tdk mau menyerah pada keadaan. Satria ingin aku lebih berusaha lagi, sehingga mens/ periode kali ini tdk terlewati dengan sia2. Keesokan harinya aku telpon lagi ke RS dan minta disambungkan ke poli kebidanan. Aku pun menceritakan masalahku, klo aku mo insem dan tgl 30/11 adalah D 12. Si bidan menyarankan aku utk cek sel telur ke dokter lain saja. Nanti jika sudah ada hasilnya, akan dibantu konfrimasi ke Dr. Ovi utk dpt jadwal insem.

Menuruti saran si bidan kemarin, aku pun kontrol dg dr. Tofan. Kenapa aku pilih dokter ini? karena dia dsog cewek yang praktek paling pagi di hari Sabtu ini. Kesan pertama bertemu dg dr. Tofan, orangnya ramah, ceplas ceplos, smart, masi muda lagi tpi niy dokter ngomongnya cepet bgt hehe. Dia pun welcome meskipun aku bukan pasien dia dan cuma numpang cek sel telur. Saat dia mulai eksplor, dia berkomentar klo kandung kemihku keruh, "jangan2 infeksi saluran kencing. Suka nahan pipis ya?atau minumnya kurang?" (wah jangan2 bener niy secara aku kan orangnya beseran, pagi hari dari bangun tidur sampe jam 12 aja aq bisa pipis sampe 5 kali...fiuh... Tapi minum siy jalan terus). Ubek sana ubek sini trnyata sel telurnya cuma ada satu di ovary kiri ukurannya siy alhamdulillah mencapai 20 mm.

Awalnya dr. Tofan menyuruh si perawat bilang ke CS utk tlp ke Dr. Ovi dan minta jadwal insem, eh si perawat malah nyuruh balik dokternya. "Dokter aja yg telpon Dr. Ovi"
Aq shock denger kata2 tuh perawat tpi untungnya dr. Tofan mengiyakan apa yg diminta si perawat. Yah menurut aku siy emang lebih baik si dokter yg nelpon, biar enak kan ngejelasinnya. Aku dan Satria pun disuruh tunggu diluar sambil dr. Tofan mencoba tlp Dr. Ovi. Tpi sebelum kami keluar dr. Tofan sempet bilang klo menurut dia kualitas sel telurku kurang bagus. Lebih baik klo menunggu telur next period. Tpi keputusan ada di tangan Dr. Ovi.

Setengah jam kami menunggu masih belum ada kabar dari dr. Tofan. Ketika si perawat keluar dr ruangan dr. Tofan, dia pun nyamperin aku. Dia bilang klo Dr. Ovi belum bisa dihubungi dan dia minta nomor telponku utk dihubungi jika sdh ada kabar dr Dr. Ovi.

Seharian kami menunggu, kabar yg dinanti tdk jua datang. Parahnya lagi malam harinya aku mendapat sms konfirmasi dr RS yg menyatakan bahwa jadwal kontrolku pada hari senin malam direschedule krn adanya pembatasan pasien. Saat itulah aku menyerah...give up... :( aku tidak ingin lagi konsul dengan Dr. Ovi. Sudah cukup aku mengalami pembatalan jadwal, perubahan2 jadwal dan antrian yg sangat panjang:( Bukan Satria namanya klo tdk mensupport aku. Dia menyuruh aku telpon ke RS, menjelaskan permasalahan yg ada. Jika memang tdk ada respon positif baru lah dia acc utk ganti dokter. (Toh sebenarnya sudah lama juga dia merasa ga sreg sm sistem yg terkait dg Dr. Ovi. Tapi aku yg selalu minta dia utk bersabar. Dan kesabaran itu ada batasnya...)

Senin, 02/12 aku menelpon RS. Kurang lebih percakapannya seperti ini. Kuawali dengan pertanyaan alasan kenapa jadwal kontrolku dicancel.
CS menjawab, "krn ada pembatasan pasien bun, bunda mo direschedule kpn?"
"Jadi gini mba, sy tuh mo insem sm Dr. Ovi dan kebetulan hari ini jadwalnya pas", jelasku
CS bertanya, "Bunda D keberapa hari ini?"
Kujawab, "D 14 dan kmrn saat D 12 saja aku harus cek sel telur dengan dokter lain."
Tak bisa berkata banyak CS hanya berkata, "Iya bun, ini kan konfirmasi dari dokternya"
"Trus klo memang konfirmasi ke dokternya, apakah menyebutkan kondisi si pasien. Niat kontrolnya..."
"Bun, nanti kami kabarin ya", potong si CS
"Trus mbak ada nomor teleponku?"
"Ada bun. Kami coba hubungi dokternya dulu, nanti kami kabarin bunda"

Aku sudah tdk mengharapkan bs kontrol malam ini. Tapi namanya mencoba tdk ada salahnya bukan. Dan seperti yg sudah kuduga, aku tetap tdk bisa kontrol malam ini alias ditolak. Si CS sekali lagi menanyakan kapan aku mo recshedule, tpi aku sudah ilfil. Aku sudah tidak tertarik lagi utk kontrol dg Dr. Ovi.

Kupikir ketika aku dan Satria memutuskan utk insem, akses utk kontrol dg Dr. Ovi akan terbuka lebar. Karena mens kan kadang tdk bisa diprediksi. Jadi ketika mens itu datang, seharusnya pihak RS maupun dokter lebih fleksibel. Tpi...apalah daya. Mungkin memang kami tidak berjodoh dengan Dr. Ovi yg super duper sibuk. But nice to know her. And thanks to God for the experience with Dr. Ovi.


0 komentar:

Posting Komentar