This awesome blogger theme comes under a Creative Commons license. They are free of charge to use as a theme for your blog and you can make changes to the templates to suit your needs.
RSS

Friday Morning...

Pada konsultasi pertamaku dgn dr. Irham, beliau minta aku kembali lagi minggu depan utk cek sel telur. Waktu yg tepat utk cek sel telur siy hari Jumat tanggal 25 Juli krn merupakan H 12. Tapi berhubung CS tidak tahu apakah si dokter cuti atau tidak pada tanggal tsb. Akhirnya aku pun booking utk dua hari, yaitu hari Rabu dan Jumat.

Rabu sore aku ditelpon pihak RS mengabarkan jadwal praktek si dokter sore itu. Sayangnya si CS masih tdk bisa memberi kepastian apakah hari Jumat si dokter praktek atau tidak. Jadi, mau ga mau aku harus datang konsul hari ini, meskipun ini masih H 10. Dalam hati, aku cuma bisa pasrah dan ikhlas, klo ciptaan dan takdirNya tidak ada yg sia2. 30 mnt kemudian aku mendapat telepon dari RS Bunda lagi. Kali ini si CS mengabarkan kalo dr. irham tidak jadi praktek krn tindakan mendadak, sehingga pasien hari akan direschedulle ke hari Jumat. Alhamdulillah...

Aku melupakan satu hal terkait dengan jadwal praktek dr. irham di hari Jumat, prakteknya pagi...ups. Sdh kepalang basah, apa boleh buat. Hari jumat ini aku datang sendirian, Satria ngantor seperti biasa dan aku ijin datang siang ke atasanku. Setelah registrasi ulang, si suster bilang klo dokternya datang jam 10 (molor 1 jam dari jadwal yang seharusnya). Saat itu aku masih berpikir positif, klo si dokter datang tepat waktu, trus setiap pasien konsulnya tidak lama, maka aku bisa sampai kantor pada jam istirahat.

Aku menunggu sambil ngaji, ngejar khatam Quran di bulan Ramadhan yg akan berakhir 2 hari lagi. Alhamdulillah sudah sampai juz 3o, jadi tinggal nylesain aja. Tiba-tiba di sebelahku duduk wanita berjilbab berperawakan kecil, dari sudut mataku aku bisa melihat pandangan matanya yang tertuju pada perut aku. Kemudian dia membuka pembicaraan, "Mbaknya lagi program ya?"
"Iya mba. Mba program juga?"
"Sama, sy juga lagi program. Udah berapa lama mba?", tanyanya lagi
"Baru mba, ini baru konsul yang kedua. Klo mbaknya?", tanyaku
"Oh sy sudah lama mba. Sy pernah insem sm dr. Irham 2 x, sy juga pernah batab. Udh lama mba nikahnya?"
"2,5 tahun. Klo mbak?"
"Oh baru 2,5, sy sudah 5 tahun. Mbaknya kerja?stress kali mba."
Aku cuma tersenyum aja denger kata-katanya.
"Kenapa buru2 mba?udh pengen bgt ya?Santai aja mba, baru ini. Oya mba masalahnya apa?kista/ miom/ suami?"
Aku tertegun denger pertanyaannya krn si mba ini tuh kyk ga ada manner klo nanya. Secara baru ketemu tpi nanyanya udh kyk kenal lama, mana suaranya agak stereo lagi...hfft
"Ga mba, ga ada masalah apa2. Klo insem disini tuh tindakannya juga disini ya?atau qta harus ke menteng?"
"Iya mba, kita harus rajin ngejar si dokter ke menteng. Jarang banget tindakan tuh dilakukan disini."

Akupun menceritakan klo dulu aku konsul di cibubur dan sudah insem 2 kali.
"Kenapa insem mba?"
Aku bingung dengan pertanyaannya si mba ini.
"Kan mba ga ada masalah, jadi knp insem?atau suami yg bermasalah?", terangnya
"Penasaran aja siy mba, kenapa ga jadi2, makanya milih insem. Mbak dulu batab di Bunda?"
"Ga mba, sy batab di pluit gading kebetulan lagi ada diskon. Klo insem sy pernah puri cinere, trus di bunda sm dr. Irham sm dr. Ivan jg pernah."
"Masalahnya apa mba?", tanyaku
"Dulu siy ga ada apa2. Mungkin setelah kena obat2an, makanya dideteksi ada kista."

Setelah tidak ada bahan pembicaraan lagi, aku pun meneruskan ngajiku dan si mbak itu pindah tempat duduk ke tempat yang ada tv-nya. Pukul 10.15 dokter Irham pun datang. Suster pun segera memanggil pasien pertama utk masuk. Aku berharap semuanya berjalan lancar, shg aku bisa segera ke kantor. Tapi apa daya...setelah pasien yg kedua selesai, dokter pamit keluar ruangan krn harus meeting. Oh nooo...

Tiktok...tiktok...setengah jam berlalu, belum ada tanda2 meetingnya kelar. Bahkan kami para pasien dr. Irham dipindahkan ke rg morula krn ruang praktek si dokter akan dipakai oleh dokter lain. Salting banget nunggu sendirian, mana ga bawa power bank n earphone, mo chatting hemat batere, ruangan dingin pulak...arrgh!#&*^* Aku perhatikan dari semua pasien dr. Irham yg ada di ruangan itu, yg hamil hanya satu/ dua orang. Sisanya sepertinya sedang promil juga seperti diriku atau mungkin hamil muda? Entahlah...

Akhirnya si dokter kembali, nmr antrian 3 pun segera masuk. Alhamdulillah aku diuntungkan dengan 'menghilangnya' pasien nmr 4, jadi aku tdk menunggu lama lagi utk ketemu sm si dokter
"Assalamualaikum, Dok," sapaku
"Walaikumsalam. Hari ini ga ditemenin?", tanya si dokter
"Iya Dok. Ini aja saya juga ijin datang siang di kantor"
"Ya ampun, maaf ya", sesal dr. Irham
"Gak papa Dok, kan dokter memang sibuk."
Dokter membuka buku medis, "Hari ini cek telur ya?sudah masuk hari keberapa ya?"
"12 Dok, klo ga salah itung", jawabku
Dokter masih serius menghitung di kalender, "Iya sekarang hari ke 12 ya. Oke silakan, kita cek ya." Si Dokter menyuruhku ke ruang USG yg ada di seberang meja kerjanya.
"Aduh susternya kemana ini. Tirainya ditutup aja, Ki", kata pak dokter
Aku pun menutup tirainya, tapi tetep aja salting, jadi aku tidak segera membuka celanaku. Si suster datang dan sempat diceramahi sedikit sm pak dokter. Kemudian dia mengarahkan aku utk membuka celana dan berbaring di tmp tidur.

Dokter mengajakku ngobrol ketika ia mulai melakukan USG. Beliau bertanya aku mudik kemana, naik apa, berangkat kapan bla...bla...Dari hasil USG, ada satu telur di sebelah kanan yg ukurannya mencapai 20mm.
"Ini ada satu. Berarti kamu bisa memproduksi telur. Sama yang kita khawatirkan kemarin juga sepertinya tdk masalah (sepertinya ini me-refer ke pelengketan yg sblmnya dokter sampaikan)".

Ketika beliau menggerak2kan alatnya utk explore lagi, aku merasakan nyeri di perut bawahku. Aku bisa merasakan klo alat itu masuk terlalu dalam dan seperti membentur dinding rahim. Sakit banget (suer...baru kali ini aku ngrasain USG trans V sakiiit banget)...sampai aku meringis kesakitan, dokterpun menyadari klo aku kesakitan.
"Sakit ya. Maaf...maaf, sebentar ya", sesal dr. Irham sambil mengarahkan tangan kirinya utk memegang perut bawahku tpi tidak jadi dilakukan krn beliau telah menemukan telur yang kiri. Ukuran telur ini 17mm.
"Oh ini telur yg kemarin masih ada", kata si dokter
"Tapi ga berkembang lagi ya, Dok?", tanyaku
"Iya, dia ga berkembang lagi. Berarti sekarang kamu sedang masa subur. Klo lagi masa subur berarti harus...", canda dr. Irham menyudahi proses USG.

Setelah kembali ke meja konsultasi, dokter menjelaskan klo saat ini yg bisa dilakukan adalah memantau.
"Sekarang kita pantau dulu ya, perlu tidaknya insem..."
"Klo mau insem gimana Dok?", potongku
"Boleh...mau besok?", tantang pak dokter
Aku diam sejenak, "Kayaknya jangan besok deh, Dok. Emang dokter ga cuti?"
"Gak, sy ga cuti. Tapi setelah minggu kan lab-nya yg tutup."

"Ya udah, nah sekarang kan lagi masa subur niy, jadi selama 10 hari ke depan rutin berhubungan ya. Selang sehari. Kita lihat next klo masih belum hamil, kita masih bisa insem 2 sampai 3 kali. Klo masih belum berhasil juga, kita naik ke step berikutnya, krn kan kamu bilag mens-nya sakit, nanti kita cek itu", jelas dr. Irham
"Terus ini saya ga perlu minum obat penyubur, Dok?", tanyaku
"Gak perlu, kamu udah subur kok. Oke Ki, kita pantau dulu ya", kata dr. Irham seraya menutup buku medis, mengakhiri sesi konsultasi pagi ini..

Sebenarnya masih banyak yg ingin kutanyakan ke pak dokter (seperti apa telur satu/ dua cukup utk insem, klo next jadwal mens/ cek sel telur ga pas dgn jadwal praktek beliau di depok gmn, atau klo mo insem dan jadwalnya ga pas juga sm jadwal beliau di depok gmn?), tpi aku merasa kalo dia tuh terburu2, jadi tidak ada satupun pertanyaan itu yg kulontarkan. Yang ada justru aku minta nmr hp beliau, in case ada keperluan mendadak.
"Dok sori, saya boleh minta nmr hape dokter?"
"Nomor hape?boleh..." Beliau melihat dua tempat kartu nama di meja tsb, tapi sepertinya tdk ada kartu nama beliau disitu. "Nanti minta ke suster aja ya, soalnya tulisan sy jelek, nanti susah bacanya."
"Oh oke, dok. Makasi ya. Assalamualaikum", pamitku

Aku sedikit kecewa dengan hasil konsultasi hari ini, karena si dokter yang kurang deskriptif dan terburu2 sehingga rasanya masih banyak uneg2 yang ngeganjel di hati. Ditambah lagi dengan waktu tunggu yg lumayan lama, jadi ngerasa ga 'worth it' aja.

Waktu menunjukkan pkl 11.40, aku telah menyelesaikan pembayaran dan duduk lagi di ruang tunggu. Sedang memikirkan, haruskah aku berangkat ke kantor atau lebih baik pulang saja. Klo aku nekat ngantor, paling cepet sampe kantor jam 13.30, jam pulang kantor selama bulan puasa pkl 16.30. Hmm...kyknya ga worth it ngantor cuma 3 jam tpi harus menempuh perjalanan yang super duper panas, mana puasa lagi. Dan akhirnya aku putuskan utk pulang k rmh saja. Lumayanlah jadi ada kesempatan lebih utk packing dan menyelesaikan pekerjaan rumah yg numpuk selama bln puasa ini...hehehe (*modus).
 







2 komentar:

Maria mengatakan...

blognya deskriptif sekali :), menunggu info selanjutnya, kudoakan semoga berhasil. saya kedr. yusfa krn 3tmn saya sama dia. pertama ke ypk. tp tnyata dicibubur ada, krn rmh kota wisata jd kecibubur bbrp x.lbh murah biaya dipermata:ypk. step1 cek prakonsepsi, usg, smua bagus lalu diksi duphaston n hitung tgl dr record jdwl mens saya. gagal. duphaston penguat rahim. step 2 hrs dtg dihari ke2mens begitu mens, lalu diberi provula dan progynova pembesar sel telur, hr ke13 hrs kembali kedktr. dicek sel telur ada 2, lbh besar dr sblmnya bagus rahim bagus, ditawarin mau alami pecah sel telur atau pakai obat. akhirny pakai obat ovedril sktr 800rb, lalu diminta bhub lusa 3x seling 1 hari. mulai diberi vitamin folic acid 1hr3x. skrg msh periode bhub seling 1 hari. :( semoga bs hasil. klo ga hasil hrs balik dan akan cek sperma+putuskan mau insem atau tdk, biaya 2jt.

sethasari mengatakan...

Hallo Maria...salam kenal:)Alhamdulillah klo blog ini membantu.
Diagnosis dokter apa, koq sdh mau insem klo bulan ini blm berhasil? Tapi aku doain smg berhasil hamil ya bulan ini, biar ga usah insem ;)

Posting Komentar