This awesome blogger theme comes under a Creative Commons license. They are free of charge to use as a theme for your blog and you can make changes to the templates to suit your needs.
RSS

29.05.15

Siang Ibu Kiara
bHCG : 173
Test Pack : positif
Kami tunggu kedatangan Ibu utk kontrol dgn dr. Irham

Pada  Jumat siang yg berkah ini, aku mendapat sms dari suster Diana yang mengabarkan hal diatas. Air mataku pun mengalir tiada henti, demikian juga Tahmid dan Takbir yang kulafazkan tiada henti2nya, mensyukuri anugerah yang telah kunanti2kan. Segera aku menuju musholla dan melakukan sujud syukur, "Alhamdulillah 3x...terima kasih ya Allah...terima kasih karena telah mengabulkan permohonan hamba. Alhamdulillah ya Allah kami hamil. Terima kasih ya Allah atas anugerah, rizki dan karunia-Mu."

Masih dengan wajah yg penuh air mata, aku mencoba telepon Satria, sayangnya sinyal di kantor kurang bagus sehingga teleponku tidak tersambung. Ku-copy sms dari suster Diana dan kukirim ke Satria melalui Wa. Tidak berapa lama dia merespon. 
"Alhamdulillah. Bun, aku minta sesuatu dari kamu"
"Kamu sujud syukur dulu say," pintaku
"Oke aku turun sekarang. Kamu kabarin ortu2 qta ya, minta doanya"
Aku menolak melakukannya karena saat ini aku masi belum tenang, selain itu hasil ini berdasarkan test darah n test pack saja, aku lebih sreg memberi kabar ke mereka setelah dilakukan USG dimana sudah terlihat kantung janinnya. 
Tapi Satria ngotot aku memberi kabar ke mereka dg alasan kami bisa seperti ini juga atas doa dari para orang tua. Aku pun mengalah dan berjanji akan mengabari mereka setelah aku tenang.

*****

Flash back kemasa 2WW post ET.

Kebetulan di minggu pertama ini aku sengaja cuti kerja, tapi di rumah aku tidak totally bedrest, aku masi melakukan pekerjaan rumah ringan seperti mencuci, menyapu n memasak.

Tidak ada gejala spesial di minggu pertama ini, kecuali pada H 4 post ET aku mengalami migrein hebat yg memaksa aku muntah2 sepanjang pagi. Saking sakitnya kepalaku aku tidak bisa membawanya utk tidur. Ingin rasanya aku mengambil obat pereda migrein, tapi tidak...aku harus bertahan demi si embie (aku menyebut embrioku dgn panggilan embie). Yg kulakukan selanjutnya hanya berdzikir pada Allah...mendekatkan diri kepadaNya. Alhamdulillah...setelah beberapa saat aku pun tertidur.

Hal lain yg kualami selama minggu pertama ini hanya merasa keliyengan pd saat2 tertentu, seperti saat bangun tidur, saat merebahkan kepala di tempat tidur dan juga saat sujud. Terkadang aku juga merasakan perutku kram ringan, tapi itu tidak mengganggu aktivitasku.

Memasuki minggu kedua, aku sudah masuk kerja lagi. Dan aku mulai merasakan gejala seperti orang mens. Aku mulai merasakan kepalaku sering pening, badan pegal2, perut sering kram, asam lambung seperti naik sehingga perut sering terasa perih dan yg paling utama diantara semuanya adalah basahnya area (maaf) miss V aku. Tidak cukup sampai disitu aku juga mulai merasa perutku begah/ bertambah besar dan kedua payudaraku sakit. Untuk dua gejala yg terakhir membuat aku berpikir akan kehamilan tapi segera kutepis bayangan itu, bagaimana kalo ternyata ini efek obat penguat.

Sejak masuk kerja, setiap malam aku merasa badanku tidak fit. Kadang aku merasa perutku kram hebat, di hari lain badanku terasa lemas semua dan pernah juga aku meriang. Hal itu membuat aku harus tidur lebih awal dari biasanya. Namun Alhamdulillah saat bangun tidur semua gejala tersebut berkurang, sehingga aku masih bisa kerja lagi.

Kuakui bahwa minggu kedua ini cukup berat, setiap hari selalu saja kepikiran apakah aku akan mens ataukah hamil. Padahal sejak awal IVF aku sudah menekankan pada diriku sendiri, klo aku menjalani IVF ini nothing to lose, tidak boleh berharap terlalu tinggi dan berserah diri saja pada-Nya alias pasrah. Pada minggu pertama aku lulus, karena saat itu gejala2 yg kualami tdk ada yg signifikan, tapi sekarang...rasanya aku tidak bisa klo tidak memikirkannya.Terlebih dengan semua gejala yg mengacu pada menstruasi:(

*****

Akhirnya tiba juga hari pembagian rapor. Aku dan Satria absen dulu di kantor dan kami pun lanjut ke BIC. Sampai disana pkl 06.55 dan sudah banyak yg mengantri, entah itu kontrol ke dokter atau ke lab. Tapi Satrialah  orang pertama yg menyerahkan surat rujukan cek lab dari dokter ke suster karena susternya juga baru datang. Kamipun ke mini market depan BIC utk cari sarapan.

Pukul 07.40 kami kembali ke BIC dan petugas lab masi belum datang tapi diruangan lab sdh ada ibu2 dan anaknya yg menunggu di dalam...keduluan deh. Setelah petugas datang, ternyata tuh orang tdk punya surat rujukan dari dokter, sepertinya dia dari luar kota dan mo konsul dg dr. Ivan, jadi dia pun inisiatif utk melakukan screening test dulu. Tapi petugas lab menolak dia dan tetap meminta ada srt rujukan cek lab meskipun cuma dari suster. Dia pun keluar lab dan meminta suster yg ada disitu utk menghubungi suster Diana, resenya... tuh orang blg ke petugas lab klo dia ga mau diselak sm org lain, jadi ga boleh ada pasien lain yg masuk situ sebelum dia...Gubraaak*^#*@#...Siapa elu mba...Aku cuma bs istigfar melihat tingkah tuh orang, aku hrs tetap think positif demi si embie.

Karena urusan orang itu gak kelar2, aku pun masuk ke lab dan bilang ke petugasnya, "Mbak, orang itu kan belum selesai konfirmasinya, udah deh cek aja pasien yg udh jelas".
"Oh iya bu...dengan ibu siapa?", tanyanya
"Kiara"
"Baik bu, ditunggu sebentar ya bu, sy sedang input datanya. Ibu pakai test urine jg ya?"
"Iya mba", jawabku

Si suster yg masi mengkonfirmasi masalah ibu dan anak itu, menyuruh mereka duduk dulu. Eh lha koq si anak duduknya bukan di rg tunggu, malah duduk di dalam lab (*tepok jidat) sedangkan ibunya ke depan utk telepon.  Bener saja, aku pasien pertama yg dipanggil utk test. Saat aku masuk, tuh anak komentar, "Oh ada yg periksa juga". Tapi anehnya dia sama sekali tdk beranjak dari kursi di rg itu, emang siy dia bukan duduk di kursi periksa tapi hellow...hargai privasi org lain dunk. Astagfirullah...

Setelah darah diambil 1 ampul dan aku menyerahkan sampel urine, kamipun kembali ke kantor. Kami berdua sama2 tegang menunggu hasil yg akan diinformasikan 6 jam lagi. Aku dan Satria berusaha menguatkan satu sama lain, kami harus berserah pada Yang Diatas apapun hasilnya. Jika memang hasil (+), Alhamdulillah karena Allah telah mempercayai kami utk menjadi orang tua. Sebaliknya jika hasilnya (-), mungkin ini belum rejeki kami dan Allah akan memberi jalan terbaik lainnya. Bismillah...

3 komentar:

Unknown mengatakan...

halo mbak....gimana kabar kehamilannya ?
semoga ibu dan janin nya sehat selalu.
terima kasih sudah sharing info IVF nya.

sethasari mengatakan...

hallo mba Septine...terima kasih doanya mba...sayang Allah berkehendak lain...next sy share ya mba

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

Posting Komentar