This awesome blogger theme comes under a Creative Commons license. They are free of charge to use as a theme for your blog and you can make changes to the templates to suit your needs.
RSS

IVF part 2

Melanjutkan cerita sebelumnya, edisi kali ini akan bercerita tentang OPU dan ET.

Selesai kontrol dgn dr. Irham pada H 10, diputuskan bahwa OPU akan dilaksanakan pada hari Rabu, 13 Mei 2015 pkl. 11.00. 36 jam sebelum tindakan maka aku harus suntik pemecah telur dan kali ini aku dapat obat suprefact. Sedangkan 1 jam sebelum tindakan aku akan disuntik lagi dengan pemecah telur lain, tak lain dan tak bukan pregnyl.

Di buku catatan medis akan ditempeli kertas yg berisi petunjuk persiapan sebelum OPU. Isinya antara lain tentang waktu penyuntikan si pemecah telur 36 jam dan 1 jam sebelum tindakan, jadi kita harus sdh datang di BIC 1 jam sebelum tindakan. Ada juga anjuran untuk berpuasa minimal 6-8 jam sebelum tindakan. Dan juga larangan untuk memakai parfum, kosmetik maupun perhiasan pada saat OPU. Kebayang dunk gimana nasib aku hari Rabu nanti, secara aku orangnya mudah berkeringat dan tindakan baru dilakukan siang hari, bisa2 bau 'keti' menyebar (*tutup mata).

Tanggal 13 Mei, aku dan Satria berangkat pkl 08.00 dari rmh. Lebih baik kami tiba lebih awal disana daripada terlambat karena memang kami ber2 tdk tahu kondisi jalanan dari depok ke menteng pada hari kerja. Tiba di BIC pkl 09.30, kami shalat dhuha dulu di mushala baru menuju ke lt. 2.

Meskipun belum pkl 10.00, kami berdua langsung disuruh masuk ke rg. tunggu. Aku berganti pakaian dgn kimono batik (bukan baju operasi yg bolong belakang spt di RS2 lain), semua underwear harus dilepas. Masuk ke rg. tunggu ternyata itu kamar dgn 3 tmp tidur dan dipisahkan dgn tirai. Kemudian dokter jaga mengukur tensiku sambil interview tentang data diri dan riwayat ( ini IVF keberapa? infertil brp lama? pernah hamil/ keguguran? pernah operasi? dll). 

Sambil menunggu giliran krn ternyata aku pasien terakhir hari ini, aku dan Satria mengaji. Tetangga bed sebelah terdengar gelisah, dia pasiennya dr. Ivan dan entah seharusnya dia OPU pukul berapa, tetapi sepertinya dr. Ivan blm datang. Sampai akhirnya suster memanggil dia dan membawanya ke rg. operasi. Sedangkan aku akhirnya ikutan gelisah krn sampai dgn pkl. 10.30 tidak ada tanda2 aku akan disuntik pregnyl. Setelah aku minta Satria konfirm ke suster, barulah aku disuntik pregnyl. 

Pukul 11.00 tepat dr. Irham dan tim datang ke ruangan kami, setelah bersalaman dgn kami berdua, dokter anastesi pun mulai sibuk memasang jarum di pergelangan tanganku. Akupun dibawa ke rg operasi dan Satria disuruh ke lantai 4 untuk pengeluaran sperma. Sebelum masuk rg. operasi aku disuruh menimbang BB dulu. Setelah itu aku disuruh berbaring di meja operasi, si dokter anastesi sibuk mengatur posisi tanganku untuk dibentangkan disebelah meja operasi. Ada juga perawat pria yg tanpa permisi memasang entah alat apa di dada dan area tulang rusuk, yg jujur aja bikin aku agak risih krn ternyata ada beberapa pria lain selain dr. Irham di ruangan itu. Yang kurasakan selanjutnya adalah pening.

 "Bu...bu...!", tiba2 ada yang membangunkan aku 

Saat membuka mata aku tidak melihat pria yang membangunkan aku. Aku hanya melihat suster yg baru masuk ke ruanganku dan bertanya apa aku mau dipanggilkan suamiku. Aku mengangguk. Gak lama Satria muncul with his smiley faces. Hal pertama yang kutanya pada Satria adalah jam berapa ini? dan ternyata itu sudah pukul 13 lewat, ternyata OPU lama juga ya. Kemudian aku mencari2 di gelang operasi dan punggung tangan coretan jumlah oosit yg diperoleh, ternyata ga ada (baca dari review temen2 yang OPU di bunda, katanya di tangan kita akan ditulisi jumlah oosit yang diperoleh). 

Suster datang lagi dan konfirmasi ke Satria bahwa dr. Irham menyuruh agar aku diberi infus albumin untuk menghindari OHSS karena aku ada kecenderungan hiperstimulasi. Setelah Satria membayar biaya infus itu termasuk obat2an lain barulah infus itu dimasukkan.Kemudian suster menjelaskan tentang obat2an yg harus kuminum, ada antibiotik dan obat anti nyeri dan ada obat penguat kandungan (utrogeston n crinone) yang semuanya dimasukan lewat miss V. Klo crinone buat malam hari sedangkan utrogeston buat pagi dan siang.

Setelah suster pergi, Satria mulai menyuapi aku makan. Menunya stik ayam tepung lengkap dgn kentang goreng, buncis n wortel. Karena Satria juga belum makan siang, jadilah kami berbagi menu tersebut. Aku makan ini sambil duduk sekalian melatih diri biar cepet pulih dr pengaruh obat bius. Dan ternyata...tulisan yg aku cari dari tadi ada di telapak tangan sebelah kanan. Alhamdulillah 9 oosit.

Hampir 2 jam aku menunggu sampai infus albumin benar-benar habis, barulah aku diperbolehkan pulang. Saat bangun dari tempat tidur aku melihat ada bercak2 darah di alas tempat tidur tapi alhamdulillah aku tidak merasakan perutku sakit/ nyeri. Selesai ganti baju, tempat pertama yang kutuju adalah toilet. Ternyata...disinilah aku merasakan nyeri yg teramat sangat. Entah apa yg terjadi tapi saat pipis itu miss V (maaf) aku nyeriiii banget sampai mataku berkaca2. Setelah semua air seni itu keluar, rasa nyerinya hilang. Mungkin tadi miss V aku terkena alat jadi agak luka. Hal ini membuat aku membatasi konsumsi air putih meski ngerasa haus banget tapi aku terlalu takut untuk merasakan nyeri saat pipis lagi. Oh ya ampun mana obat2an penguat kandungan semuanya dimasukkan lewat miss V...*tepok jidat.

Setelah makan malam aku segera minum obat anti nyeri (mefinal) berharap dia dapat mengurangi rasa nyeri di miss V. Dan Alhamdulillah saat memasukkan obat crinone ke miss V, aku tidak merasakan nyeri sama sekali.

Aku mo komentar sedikit ttg dr. Irham hari ini. Aku merasa puas banget sm dokter satu ini, karena dia benar2 tepat waktu melakukan tindakan sesuai jadwal. Selain itu, aku suka dengan perlakuan beliau yang mau menyamperin pasiennya ke rg. tunggu sebelum tindakan dilakukan dan bukannya menunggu di rg. tindakan. Entah ini memang gaya beliau atau memang semua dokter di RS Bunda juga melakukan hal yang sama but we appreciate it, Doc.

Sehari setelah OPU aku merasa tersiksa. Bukan karena nyeri di perut/ miss V tapi karena aku sembelit. Sejak pagi aku merasa perut sudah mules tapi ketika sudah nongkrong di WC (maaf) dia tidak mau keluar dan kejadian ini berulang sampai dengan sore hari. Bahkan meskipun aku hampir menghabiskan 1 buah pepaya utuh tapi hasilnya nihil. Coba cari info di google, disarankan untuk minum jus prune karena dia merupakan pencahar alami. Tapi Satria ga mau membelikannya. Dia beralasan mungkin ini efek obat bius kemarin/ obat penguat kandungan. Jadilah aku gigit jari:(

Malam harinya bertambah lagi penyakitku, mendadak aku migrein. Karena besok harus kerja, aku pun segera tidur berharap besok pagi bangun dalam keadaan fit.

Ternyata kondisiku tidak lebih baik di hari Jumat ini, aku masih migrein dan sembelit. Karena sudah tidak tahan dengan perut yg mulai begah, aku mengeluarkannya dengan paksa. Sedangkan untuk migreinnya tidak ada yg bisa kulakukan.

Dalam perjalanan berangkat ke kantor, aku membaca wa yg ternyata dikirim semalam. Wa dari suster Diana yg mengabarkan dari 9 oosit, 1 abnormal. Kemudian 8 ICSI/ 8 telur yang dapat dibuahi 8 sperma dan yang fert/ akan menjadi calon embrio ada 6. Alhamdulillah ada 6 calon embrio, semoga kualitasnya bagus2 ya Allah. Embryo transfer dijadwalkan hari Sabtu, 16 Mei 2015 pkl 11.00 tanpa puasa dan tetap tidak boleh memakai parfum. Diharapkan datang 1 jam sebelum ET karena akan bertemu dengan embriologist terlebih dahulu. Saat tindakan kandung kemih harus dalam keadaan penuh, jadi disuruh bawa air mineral 600ml.

Sabtu, 16 Mei 2015 bertepatan dengan peringatan Isro Mi'roj Nabi Muhammad SAW. Kami berangkat pukul 08.00 dari rumah dan ternyata jalanan benar2 kosong. Kami sampai di BIC jam 9 kurang. Seperti biasa kami ke musolla dulu utk shalat Dhuha barulah kami naik ke lt. 2. Awalnya resepsionis menyuruh kami menunggu di lt. 1 saja, tetapi diralat setelah dia menginfokan kedatanganku pada embriologist.

Embriologistnya laki2, entah siapa namanya, dia tdk memperkenalkan dirinya Sebelum dia menjelaskan mengenai embrio2ku dia bertanya apakah aku pernah LO? Setelah itu dia mulai menayangkan slide yg ternyata adalah embrio2ku. Aku dan Satria kurang paham dengan penjelasan2 dia krn dia ngomongnya cepat. Padahal kita kan awam banget masalah bginian tapi sepertinya dia tidak berusaha memberi penjelasan yang mudah dipahami. Kalo aku ga salah memahami pemaparan dia, di hari ketiga embrio  membelah menjadi 8 dan selama fragmentasinya (entah apa pula ini) tidak lebih dari 10% maka embrio tergolong bagus.

Gambar pertama yang ditunjukkan pada kami menunjukkan pembelahan menjadi 8 sel tetapi fragmentasinya 15% jadi ini tergolong poor. Padahal waktu aku melihat gambarnya, aku melihat kalo pembelahannya sempurna banget (persis seperti gambar yg pernah kulihat di internet semua bulatannya sama besarnya). Lima gambar berikutnya tidak membelah sesempurna gambar pertama tapi memang jumlah selnya ada 8 dan fragmentasinya kurang dari 10%. Kesimpulannya ada 5 embrio yang terbentuk, 3 good dan 2 moderate. Dia bilang sedang menunggu konfirmasi dr. Irham, mana yang akan ditransfer dan mana yg akan difreeze. Kebetulan dr. Irham sedang ada acara di hotel Indonesia.

Berbeda dengan OPU yang dilakukan ontime, ET ini molor karena dokter2 BIC, termasuk dr. Irham sedang ada acara. Dan menunggu itu benar2 membosankan ya...aku dan Satria sampai salah tingkah sendiri. Cape duduk, kami naik ke lt. 2 tanya sudah ada kabar belum dari si dokter. Krn blm ada kabar kami turun lagi ke lt.1, main hape lagi. Hal itu kami lakukan sampai 3x, abis duduk terus juga cape kan. 11.30 belum ada kabar aku dan Satria makan siang di RM. Padang di seberang BIC. Kelar makan kami pun solat Dhuhur dulu dan saat itulah hpku berdering.

Pukul 12.15 kami pun masuk ke kamar tunggu yang didalamnya sudah ada 2 orang yg juga menunggu giliran ET. Untuk ET ini aku tidak perlu ganti pakaian operasi dan hanya memakai jubah hijau. Setelah menunggu beberapa saat ada suster yang mengabarkan klo dr. Irham akan tiba 20 mnt lagi. Akupun mulai minum air sedikit demi sedikit biar kandung kemihku penuh. 5 mnt berselang susternya mengajak aku dan Satria ke rg tindakan utk USG kandung kemih. Alhamdulillah...meski aku masuk ke kamar tunggu terakhir tapi ternyata aku yg masuk ke rg. tindakan lebih dulu daripada yang lain. Dokter aku emang TOP deh. Ternyata kandung kemihku belum penuh, padahal aku sudah sedikit pengen pipis. Suster pun meninggalkan kami berdua dan aku pun meneruskan minum air, ga tanggung2 1,5 botol langsung kuhabiskan.

15 menit berselang suster masuk lagi dan kandung kemihku sdh penuh. Suster berpesan agar aku tidak bangun lagi dari meja operasi, karena selama 15 mnt menunggu tadi aku muter2 aja di rg tindakan yg kecil itu dan bukannya berbaring manis.

Ternyata masih menunggu lagi padahal udh kebelet banget niy. Susterpun masuk, kali ini 2 orang, kata mereka dr. Irham sudah naik. Akhirnya...Dr. Irham masuk dan menyapa kami, "Assalamualaikum! Gimana Ki, sudah liat embrio-nya?"
"Belum, Dok. Eh sudah tadi sm embrilogistnya," ralatku ketika melihat ekpresi kaget di wajah beliau.
"Terus yg difrozen yg mana Dok?"
"Yg difrozen 2 good. Klo moderate siy ga bisa difrozen," jawab dr. Irham.
"Kamu belum pernah LO ya? yah moga2 ini jadi ya. Jadi nanti yg difrozen buat adiknya," harap dr. Irham.
"Aamiin..." kata dr. Irham krn aku bukannya mengamini malah tersenyum mendengar kata 'adik' karena memang belum kepikiran akan hal itu. Yg ada dipikiranku saat ini harapan bahwa IVF pertama ini berhasil.

Dokter pun menyeka miss V aku dengan air panas dilanjutkan memasang cocor bebek dan memasukkan kateter perlahan. Alhamdulillah smooth. Dokter pun menunjukkan ke kami posisi kateter yg telah masuk ke rahim di layar USG. Setelah ready dia pun bilang, "OK loading," ke suster. Suster pun teriak, "Embrio loading!". Ternyata teriakan itu ditujukan ke embriologist di ruangan sebelah yang akan membawa si emrbio itu masuk ke rg. tindakan.

Saat yg ditunggu2 pun tiba, Dokter menyuruh aku banyak2 berdoa. Aku perhatikan di layar USG berharap aku dapat melihat bagaimana si embrio ini berenang menuju tempat yg seharusnya. Tapi aku tidak yakin klo telah melihat si embrio itu berenang dengan jelas. Aku hanya bisa menebak2 ketika aku merasa melihat ada yg bergerak di layar meskipun itu tipiiiis sekali terlihatnya. Dalam hati aku perbanyak berdzikir, "La Hawla Wala Quwwata Illa Billah", tiada daya dan upaya kecuali atas pertolongan Allah. Suasana di rg. tindakan memang benar2 tegang, semua fokus melihat ke layar. Dan akhirnya selesai...Dokter menunjukkan embrio yg sudah masuk di rahim.

Dokter bilang kalo obat2an yang kemarin dilanjutkan, hari ketiga post ET aku disuruh suntik pregnyl, makan telur tetap dilanjutkan dan tanggal 29 Mei test bHCG.
"Ada pertanyaan?", tanya dr. Irham
"Gak ada, Dok," jawabku blank
"Oke...klo ada apa2 kabarin saya ya," katanya lagi seraya masuk ke rg. embriologist di sebelah rg. tindakan.
" Baik, Dok."

Selanjutnya para suster sibuk memindahkan aku ke tempat tidur lain dan membawaku ke rg. recovery. Posisi tidurnya biasa aja, posisi kaki tidak dibuat lebih tinggi dari kepala. Ada suster yang menawari apa aku ingin pipis sekarang di pispot, tapi aku menolaknya (gaya bener dah...padahal udh kebelet banget). Di balik tirai terdengar suara dokter Irham yang pamitan dgn para suster, "Semuanya terima kasih ya."

Ada hal lucu setelah aku dipindahkan ke rg. recovery, Satria bingung dan bertanya2, "Bun, itu terus embrionya kemana? koq cuma gitu doang, emang dia ga jatuh lagi? "
" Ya gak lah, kan dia udh masuk rahim, ya sekarang dia berusaha cari tempat buat nempel, " jawabku sok tau
" Beneran dia ga akan turun ke bawah lagi?", tanyanya masi penasaran.
Aku cuma menggeleng.

Saat ada suster yang membawakan obat2anku, Satria menanyakan hal yang sama, " Suster, itu tadi embrionya kan disitu, dia ga akan turun ke bawah lagi sus?"
Susternya cuma senyum geli, " Tidak bapak, dia tidak akan jatuh lagi. Dia akan berenang di rahim sampai menemukan tempat buat menempel."
Xixixi... baru deh Satria diam percaya.

Aku tidak yakin berapa lama aku berbaring post ET. Kayaknya siy ga sampai satu jam. Krn aku sdh tdk mampu menahan pipis, aku minta Satria bertanya ke suster apa aku udh boleh pulang. Setelah dijawab iya, segera saja aku kabur ke toilet. Yah semoga saja ini tdk berpengaruh apa2 sama embrioku, karena aku tidak berbaring sampai 1 jam. Bahkan saat turun ke parkiran pun aku lebih memilih lewat tangga daripada lift. Bismillah saja lah...kupasrahkan semua padaMu ya Allah.




0 komentar:

Posting Komentar